Monthly Archives: Januari, 2022

TUHAN MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG RENDAH HATI DAN SUNGGUH PERCAYA PADANYA.

Renungan Katolik, Selasa, 1 Februari 2022.

Hari Biasa Pekan IV 

Kitab Kedua Samuel (18:9-10.14b.24-25a.30-19:3)“Daud meratapi kematian Absalom.”  

Injil Suci menurut Markus (5:21-43)
“Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!

Pater Fredy Jehadin, SVD

Novisiat SVD Kuwu Ruteng manggarai Flores NTT.

MENGASIHI, KELUAR DARI KEAKUAN

Renungan Harian Katolik, Minggu, 29 Januari 2022.

Hari Minggu Biasa IV

Kitab Yeremia (1:4-5.17-19)“Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”

Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:31 – 13:13 (Singkat: 13:4-13)“Sekarang tinggal iman, harapan dan kasih; namun yang paling besar di antaranya ialah kasih.”

 Injil Suci menurut Lukas (4:21-30)
“Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi.”

Romo Martin Chen, Pr

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Inti kasih adalah relasi. Sebaliknya lawan kasih adalah egoisme (1Kor 13). Karena itu segala kemampuan retorik, dan intelektual bahkan aksi heroik yg hebat sia-sia bila sekedar mengungkapkan kehebatan diri: terpusat pada Aku. Kasih sejati justru keluar dari keakuan. Ketika yang lain menjadi pusat: Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Tidak hanya dalam relasi personal, kasih juga terwujud dalam relasi sosial profetis:  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Akhirnya, kasih mencapai kepenuhannya dalam relasi dengan yang ilahi. Dalam segala kerapuhan manusiawi dan kegelapan duniawi, terbuka pada terang ilahi. Karena itu kasih  percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Dalam DIA yang adalah Kasih. Selamat berhari Minggu.

Tuhan memberkati.

MEMELIHARA, MENYIRAMI, DAN MENGHIDUPKAN BENIH.

Renungan harian Katolik, Jumad, 28 Januari 2022.

 Kitab Kedua Samuel (11:1-2.4a.5-10a.13-17)“Daud menghina Allah dengan mengambil istri Uria menjadi istrinya.”

 Injil Suci menurut Markus (4:26-34)
“Kerajaan Surga seumpama orang yang menabur benih. Benih itu tumbuh, namun orang itu tidak tahu.”

Pater Fredy Jehadin, SVD

Novisiat SVD Kuwu Ruteng Manggarai Flores NTT

JADILAH TERANG BAGI SESAMA

Renungan Harian Katolik, Kamis, 27 Januari 2022.

 Kitab Kedua Samuel (7:18-19.24-29)“Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku?”

Injil Suci menurut Markus (4:21-25)

“Pelita dipasang untuk ditaruh di atas kaki dian. Ukuran yang kamu pakai akan dikenakan pula padamu.”

Pater Fredy Jehadin, SVD

Novosiat SVD Kuwu Ruteng Manggarai Flores NTT

ALLAH MENANAMKAN SPIRIT KEBERANIAN BAGI KITA

Renungan Katolik, Rabu, 26 Januari 2022

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Keuskupan Ruteng.

Pesta Santo Timotius dan Santo Titus

2Timotius 1:1-8, atau,

Titus 1:1-5

Mazmur 96:1-2a.2b-3.7-8b.10.

Lukas 10:1-9

Selamat bertemu lagi di hari baru Rabu 27 Januari 2022, pesta Rasul Timotius dan Titus, uskup, pada pekan biasa III, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Permenungan sekenanya saja

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan…” (2Timotius 1:7). Salam damai itu sungguh menyapa. Itulah yang diserukan Rasul Paulus kepada Timotius dan Titus. Sebuah tanda kebesaran jiwa dalam iman, harapan dan kasih di dalam Yesus, Tuhan.

Ungkapan damai itu adalah tanda berkat. Dan berkat itu selalu membebaskan dan mempersatukan. Rasul Paulus dan kedua murid Tuhan, Timotius dan Titus, ada dalam satu pertautan iman akan Yesus, Tuhan.

Persekutuan Rasul Paulus, baik bersama Timotius, pun bersama Titus mengarah pada sebuah daya dan aksi partisipasi. Komunitas kristen akan hidup oleh komunio yang berdaya partisipatif. Di situlah, keterlibatan menjadi nyata.

Tetapi juga komunio murid-murid Tuhan itu tetap terpanggil untuk menjadi saksi misioner. Menjadi Gereja yang diutus berarti memberi kesaksian bahwa kasih Allah tak pernah sirna.

Potret relasi iman, pun relasi persahabatan antara Rasul Paulus dan Timotius serta Titus, sejatinya menjadi satu inspirasi hidup dalam daya persekutuan, keterlibatan dan serta perutusan kita sebagai murid-murid Tuhan.

Allah menanamkan spirit penuh keberanian dalam  diri kita. Bukan roh ketakutan. Agar kita berjiwa besar untuk sanggup ada bersama orang lain dalam kesejukan, ketenangan, kedamaian hati. Bukan dalam “dunia sendiri” yang  tidak sanggup berdamai dan gelisah dengan yang lain.

Allah menanamkan roh keberanian. Bukan roh ketakutan. Agar selalu ada ketulusan untuk satu keterlibatan dalam  persekutuan. Roh keberanian itu selalu memberanikan anggota Gereja untuk tinggalkan segala keasyikan dan kenyamanan diri sendiri.

Roh keberanian itu ada dalam diri kita. Bukan roh ketakutan. Di situ, kita diutus agar Injil, Kabar Gembira menjadi kisah harian sesama dan dunia yang menyejukkan.

Sebagaimana Salam Damai itu sunguh keluar dari keikhlasan hati Rasul Paulus bagi Timotius dan Titus, Salam Damai yang sama itu diteruskan dalam setiap perjumpaan kita dengan sesama. Dan spirit persekutuan, keterlibatan serta perutusan itulah yang tengah memanggil kita semua saat ini.

Bapa yang maha baik. Berkatilah seluruh niat baik kami sepanjang hari ini, agar selalu mau dan mampu bekerja sama dengan Roh KudusMu dalam berpikir, berucap, bersikap dan bertindak. Berikan kami semua rahmat kekuatan, ketertiban, kepedulian, kejujuran, kesetiaan, kedamaian, saling pengertian, saling menghargai dan menghormati dengan kelembutan WajahMu yang selalu menyapa tanpa membedakan, sehingga kami dapat melayani Engkau dengan hati yang murni dan bening, sebening embun pagi yang masih perawan, pada pesta Rasul Timotius dan Titus hari ini. Jauhkan dari kami sikap sombong dan munafik. Karena kemunafikan adalah kekasaran yang paling halus di dunia yang penuh dengan sandiwara ini.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan terurap imamNya ini untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan. Mari kita tetap taat dan setia mengikuti protokol kesehatan.

Tuhan memberkati

BERSEDIA UNTUK DIRUBAH DAN DIINJILI

Renungan Harian Katolik, Selasa, 25 Januari 2022

Romo John Samur,Pr

Pastor Paroki Sita Keuskupan Ruteng.

Pesta Bertobatnya St Paulus, Rasul

Kisah Para Rasul 22:3-16, atau

Kisah Para Rasul 9:1-22

Mazmur 117:1.2

Markus 16:15-18

Selamat bertemu lagi di hari baru Selasa 25 Januari 2022, Pesta Bertobatnya Paulus, Rasul, pada pekan biasa III, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Permenungan sekenanya saja

“Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu….” (Kisah Rasul-rasul 9:13). Cara dan isi pikiran kita seringkali baku dan kaku. Seperti itu sudah cara pandang kita tentang orang-orang tertentu. Cara menilisik kita terkesan pasti dan terikat, tidak gampang untuk diubah. Padahal sejatinya mau atau tidak mau, kita mesti berubah dalam cara kita melihat, memandang, bahkan sampai pada titik menilai sesama.

Dalam tata pergaulan, dalam kebersamaan, tempelan stigma-stigma jelek itu sungguh nyata. Bahwa orang-orang seperti ini dan itu ‘pasti seperti yang saya lukiskan dan yakini’. Apalagi bila kita sungguh berminat dan tertarik sekali hanya pada sisi jeleknya.

Siapapun kita tak pernah luput dari ‘kuasa pribadi’ untuk menilai dan menghakimi sesama. Ini tentu menjadi sebuah kesimpulan dari daya nalar dan daya serap kita mengenai sesama itu. Dan juga tak luput dari kualitas relasi pribadi kita dengannya.

‘Lukisan tentang pertobatan’ acapkali menjadi bahan dasar seruan bagi sesama. Bahwa orang ini atau orang itu, orang lain lah yang mesti bertobat. Tanpa sejenak kita jedah untuk berani rebahkan diri sendiri dari ‘kuda tunggangan kesalehan palsu dan kesombongan kita’.

Ananias ‘mesti dibungkamkan dan didiamkan Tuhan’ dari semua omelannya dan dari perasaan hiruk pikuk karena suara banyak orang tentang betapa berbahaya, menakutkan si Saulus. Tuhan ‘menobatkan’ isi pikiran, perasaan dan keyakinan Ananias lebih dulu, membuat dia berubah terlebih dahulu, sebelum ia sungguh menjadi sahabat bagi Saulus, orang Tarsus itu.

Tidak kurang sering, bukan saudari-saudara kita yang tidak bertobat, tetapi kita sendirilah yang tetap tak sanggup menerima, memaafkan. Sebab, kita masih tetap setia merawat dengan tekun segala cara dan isi pandangan kita ‘yang itu itu saja’ tentang orang lain.

Tetap selalu benar bahwa dinamika diinjili itu sungguh nyata dan hidup. Seorang Kristen mesti selalu belajar dan bersedia untuk diubah, untuk diinjili. Dengan itu ia lalu bisa bertumbuh, berkembang dan berbuah dalam dirinya sendiri.

Lazimnya, kita terlalu keasyikan dalam seruan bijak, dalam siraman rohani, petuah-petuah saleh yang sudah bergumpal-gumpal bagi orang lain. Sejatinya kita seperti dalam pesan lagu Ebiet G Ade; tengoklah ke dalam sebelum bicara harus selalu tetap bergema di sudut hati tempat iman kita bersemayam. Tuhan sungguh adil, baik hati bagi Saulus, pun bagi Ananias.

Tuhan Yesus Kristus, hari ini Engkau menunjukkan kepada kami, bagaimana Engkau memilih dan memanggil Rasul Paulus, orang yang semula membenci Engkau dengan mengejar dan menganiaya para pengikutMu dan berbalik membela Engkau. Tuhan, jauhkanlah dari kami niat untuk berdusta, menyangkal Engkau walaupun dalam hal-hal sederhana dan kecil. Sebab Engkaulah kekasih jiwa-raga kami. Maafkan kami jika hari ini kami tidak dapat memancarkan sikap hidup seperti yang Engkau harapkan dari kami. Ampunilah kami jika tutur kata, ujaran kami tidak tertata, tidak dipoles dengan baik, tidak terukur, hanya menimbulkan rasa sakit hati dalam diri orang lain, tidak membawa damai dan sukacita dalam diri sesama. Tuhan, ampuni kami, hanya Engkau andalan kami dalam ziarah hidup kami di dunia, yang adalah panggung sandiwara

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan, yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan terurap imamNya ini untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan pada pesta Bertobatnya Rasul Paulus. Mari kita tetap taat dan setia pada protokol kesehatan.

Tuhan memberkati

KITA MEMILIKI KEKUATAN, KEISTIMEWAAN DAN RUANG-RUANG DALAM DIRI YANG MESTI DIKEMBANGKAN

Renungan Harian Katolik, Senin, 24 Jnauari 2022

Romo John Samur, Pr.

Pastor Paroki Sita Keuskupan Ruteng

Pesta St Fransiskus dr Sales

2Samuel 5:1-7.10

Mazmur 89:20.21-22.25-26

Markus 3:22-30

Selamat bertemu lagi di hari baru Senin 24 Januari 2022, pekan biasa III, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Permenungan sekenanya saja

“Telah lama engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel…”(2Samuel 5:1). Kita memiliki ‘sesuatu’ yang bisa saja sering tak kita sadari. Apakah itu karena telah menjadi bagian yang biasa dari diri kita sendiri? Atau kah memang kita sendiri tidak menyadari bahwa  kita sungguh memiliki sesuatu yang istimewa.

Yang tidak kita sadari itu sebenarnya sungguh nyata di mata sesama. Bahwa kita memiliki kekuatan, keistimewaan dan ruang-ruang dalam diri yang menjanjikan, yang mau atau tidak mau sejatinya mesti dikembangkan.

Ternyata yang kita miliki itu berguna, dapat menjadikan hidup lebih bermakna, membawa harapan bagi banyak orang. Kita mesti sadar sungguh bahwa kita ini berada di jalan hidup dan pemberian diri yang benar dan sehat.

Sepantasnya kita pun lebih tertarik pada keutamaan yang dimiliki sesama. Bahwa ada sesuatu yang dapat sesama kembangkan. Bukan bagi dirinya sendiri. Tetapi demi kepentingan yang lebih luas.

Ada banyak orang yang bisa mati suri, terseret dan terjerat genggaman orang lain dalam hidup. Mungkin saja karena kita tidak cantik dalam memberi semangat, dorongan dan kekuatan. Sebab, kita terlalu keenakan untuk sering mencibir, cenderung memadamkan bara api penuh semangat dan harapan itu.

Ada mata terang dan hati yang sungguh tulus dari suku-suku serta tua-tua Israel terhadap Daud. Ada kekuatan dan keistimewaan yang dimiliki Daud, untuk kelak tampil memimpin bangsa Israel. Mereka akhirnya mengurapi Daud menjadi raja atas Israel (2Samuel 5:3).

Tuhan, Bapa, yang Mahakuasa dan kekal. Sertailah kami semua sepanjang hari ini dalam melaksanakan kehendakMu, sebagaimana Engkau menyertai Daud dalam setiap tugas kepemimpinannya, karena Engkau sendiri yang memanggil, memilih dan mengurapi dia. Tuhan, singkirkan dari diri kami; pikiran, perasaan, perkataan, sikap negatif terhadap sesama. Semoga bertumbuh dan berkembang dalam diri kami KASIHMU, yang mempersatukan, kasihMu yang mendamaikan, kasihMu yang membawa sukacita, kasihMu yang membuat kami menjadi pribadi yang jujur dan setia, kasihMu yang membuat kami tahu diri dan sadari diri bahwa kami tidak dapat hudup tanpa uluran tanganMu, kasihMu yang membuat kami tak hanya tergerak melihat, memandang situasi dunia dan perkembangannya yang membuai-bius kami, tetapi mendesak kami untuk bangkit berdiri tegak dan lalu segera bergerak mengambil langkah yang tepat sasar dan terukur melakukan sesuatu sesuai rencana, visi dan misiMu keselamatan dunia. Tuhan, Engkaulah Perancang Utama keselamatan dunia

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan, yang amat melimpah, tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan terurap imamNya ini untukmu semua yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan pada peringatan pesta Santo Fransiskus dari Sales. Mari kita tetap taat dan setia mengikuti protokol kesehatan.

Tuhan memberkati

PEMIMPIN YANG BAIK ADALAH PEMIMPIN YANG JUJUR

Renungan Harian Katolik, Senin, 24 Januari 2022.

Kitab Kedua Samuel (5:1-7.10) “Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” 

Injil Suci menurut Markus (3:22-30) “Kesudahan setan telah tiba.”

Pater Fredy Jehadin, SVD

Kuwu Ruteng Manggarai Flores NTT

TUHAN JADIKAN SEMESTA JAGAT  MENJADI RUMAH PERADABAN KASIH

Renungan Harian Katolik, Minggu, 23 Januari 2022.

 Injil Suci menurut Lukas (1:1-4; 4:14-21)“Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci.”

Romo Martin Chen, Pr

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Pembebasan seperti apakah yang dibutuhkan orang-orang  zaman ini? Bandingkan renungan harian katolik hari ini, Minggu, 23 Jnuari 2022  (bdk. Luk 4). Bebaskan kami Tuhan dari wabah Covid-19 yang telah mencengkeram bumi kami  2 tahun ini yg telah lewat ini…Lepaskan kami Tuhan dari gurita kapitalisme dan  materialisme yang melilit diri kami dengan egoisme dan kesenangan semu  konsumtif dan hedonis; yg merapuhkan peradaban dan  mengeksploitasi alam semesta serta menyingkirkan Engkau sbg kepenuhan sejati hidup ini. Singkirkan dari kami jerat media sosial yg menghipnotis kami dalam dunia kenikmatan yang maya dan anonim.  Merdekakan kami Tuhan dari belenggu kemelaratan dan penindasan yang terus merajalela di pelosok dunia ini. Bebaskan kami Tuhan dari kesepian mencekam di tengah hingar bingar kesibukan hidup ini. Gunakanlah hati, pikiran, tangan dan kaki kami yang rapuh Tuhan untuk membuat semesta jagat ini menjadi rumah peradaban kasih.

 Selamat berhari Minggu.

Tuhan memberkati

MAMPU MEMAAFKAN SESAMA SERTA MAU MENJADI SAKSI TUHAN

Renungan Harian katolik, Sabtu, 22 Januari 2022

2 Samuel 1:1-4.11-12.19.23-27

Mazmur 80:2-3.5-7

Markus 3:20-21

Romo John Samur,, Pr

Pastor Paroki Sita Keuskupan Ruteng.

Selamat bertemu lagi di hari baru Sabtu 22 Januari 2022, pekan biasa II, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus.

Permenungan sekenanya saja

“Sedih hatiku karena engkau, saudaraku Yonatan! Engkau sangat ramah kepadaku…”

(2 Samuel 1:26). Entah bagaimana nasib Daud andaikan tanpa hadirnya Yonatan di jalan tautan persahabatan yang sehat? Bagi Daud, Allah telah menetapkan seorang sahabat, yang luar biasa, sungguh mengagumkan. Dan orang itu adalah Yonatan.

Yonatan lah yang membisikkan pada Daud ‘rencana jahat Saul, ayahnya, untuk membunuhnya. Yonatan yang ingatkan ayahnya itu, untuk tidak berlaku keji dan kejam terhadap Daud, orang yang tidak bersalah.

Maka kematian Yonatan dan Saul di tangan musuh menimbulkan duka mendalam di hati Daud. Daud kehilangan Yonatan, sahabat, di jalan kehidupan dan sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Kesedihan Daud bisa mengisahkan kesedihan hati kita pula. Ketika kita kehilangan orang-orang yang sungguh menjadi pemerhati jalan dan hidup kita. Orang-orang seperti itulah, yang tulus untuk mengatakan ‘ya’ atau ‘tidak’ demi kebaikan kita sendiri. Mereka jauh dari persekongkolan jahat.

Sungguh sahabat itu melingkari, menyertai jalan hidup kita penuh kesediaan hati. Ia bisa dan sanggup bersikap dan berkata tegas, apa adanya.

Sungguh, seorang sahabat itu sedikit pun tak pernah kehilangan hati yang penuh dengan kebaikan. Seorang sahabat, demi kebaikan kita, dia tak akan pernah ‘bermuka dua,’ apalagi lempar batu sembunyi tangan, ‘bermain di  belakang-belakang.’ Sebab ia tak pernah tahu dan cerdik manfaatkan kekurangan, kelemahan kita demi ambisi dan kepentingannya.

Yonatan tidak mau membiarkan Daud ada dalam tekanan dan ancaman maut. Karena ia lebih berpihak pada nilai hidup yang dipunyai Daud. Yonatan tidak ingin Daud mengalami kematian sia-sia di tangan Saul.

Di jalan hidup yang seringkali berat dan sulit, syukurlah ada sahabat yang dapat masuk ‘di jalan hidup kita.’ Itulah potret kekariban indah antara Daud dan Yonatan.

Kita pun dapat belajar dari apa yang dilukiskan dalam Amsal: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesusahan” (Amsal 17:17), atau dalam situasi apapun yang kita hadapi setiap hari.

Tuhan, sungguh indah dan mengagumkan teladan dan sikap hidup Daud. Engkau memberi dia, hati yang sungguh mulia, mengagumkan, sikap memaafkan dan mengasihi sesama bahkan musuh sekalipun. Berilah rahmatMu kepadaku agar akupun mampu memaafkan, mau berdamai dengan semua orang dan mau peduli pada sesama serta mau menjadi saksi kasihMu di manapun kami berada dan berkarya serta kapanpun

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan terurap imamNya ini untukmu semua yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan. Mari kita taat pada protokol kesehatan.

Tuhan memberkati