Monthly Archives: November, 2023

MEREKA PUN SEGERA MENINGGALKAN JALANYA, LALU MENGIKUTI YESUS

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskuapn Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Kamis 30 November 2023, pesta Santo Andreas, Rasul pada pekan biasa XXXIV, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, sahabat, kenalanku, kaum muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Roma 10:9-18

Mazmur 19:2-3.4-5

Injil Matius 4:18-22

Tidak mesti tetap bertahan di alam danau…

“Mereka pun segera meninggalkan jalanya, lalu mengikuti Yesus..” (Matius 4:20). Suara penuh kuasa itu datang dari Yesus. Kedua bersaudara itu, Petrus dan Andreas mengikutiNya dengan segera. “Mari ikutilah Aku…”. Dan keduanya pun masuk dalam ‘alam peralihan’.

Situasi danau perlahan dijauhi; jala keseharian dan perahu kehidupan mereka ditinggalkan. Suasana hangat kebersamaan dengan rekan senelayan dan bahkan dengan orangtua dan kaum keluarga mesti dilepaskan. Satu jarak jauh dan melebar diciptakan. Namun sesungguhnya?

Ini tidak sekadar ganti irama dan alam hidup ‘dari penjala ikan menjadi penjala manusia’. Tidak hanya itu! Sebuah risiko batin mesti dihadapi dengan penuh keberanian. Tidak mudah memang melepaskan dan meninggalkan ‘apa yang telah indah dan mapan di hati.’

Panggilan setiap kita, dalam bentuk apapun menjadi kisah ketercabutan setiap kita dari alam yang telah  diakrabi menuju alam baru yang mesti kita mulai dan kita tapaki. Ini menuntut keberanian, pengorbanan untuk meninggalkan dengan penuh ketulusan dan ikhlas. Mesti ada keikhlasan hati.

Situasi danau Galilea menjadi area kepastian kehidupan bagi Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes. Angin sakal, arus danau, dan mungkin suara deburan gelombang danau telah diakrabi dan jadi ‘sahabat alami,’ namun suara panggilan Tuhan saat menyusur di pinggir danau terlalu lebih kuat demi satu jalan hidup yang baru. Jalan peralihan.

Keempat ‘manusia nelayan’ itu tidak mesti tetap berada di danau Galilea. Tidak perlu tetap menjadi ‘penjala ikan’. Mereka menjadi ‘manusia yang menjala sesamanya kepada Tuhan.’ Yang mengantar sekian banyak manusia kepada alam keselamatan di dalam Tuhan, Yesus sendiri.

Maka, kita tetaplah belajar untuk mendengarkan suara Tuhan yang menyapa kita dalam keseharian. Dengan demikian kita dapat ‘menjala secara benar’ dalam kehendak Tuhan sendiri.

Jika ‘menjala seturut kehendak dan keinginan sendiri bisa terjadi kita tak berkembang dan tetap ‘yang itu-itu saja’ yang benar dan tajam untuk mendengar suara dan perintah Tuhan. Agar setidaknya kita ‘tak salah atau keliru terus’ dalam segala kiat dan aksi menjala…Kita ‘menjala sesama’ agar semuanya hidup di dalam iman – harapan dan kasih…

Ini semua “gara-gara Yesus.” Sebab Ia tak mau menyusuri danau Galilea dan seterusnya seorang diri. Ia mesti memanggil Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes di saat itu. Dan sampai hari inipun Ia tidak mau sendirian. Dan karenanya setiap kita dipanggilNya.

Allah Bapa yang Maha Kuasa, Engkau telah menganugerahkan iman yang teguh kepada santo Andreas, Rasul melalui pendengarannya agar percaya pada PutraMu. Ajarilah aku agar akupun peka mendengarkan SabdaMu dan melakukan yang terbaik hari ini. Tuhan semoga hari ini aku tetap tampil tenang dan sabar pada apapun situasi yang aku hadapi, rela berkorban demi kepentingan bersama, tidak menjadi beban, hidup tidak menyusahkan orang lain, tampil sederhana, apa adanya, rendah hati, selalu bersyukur. Pikiran, tutur kata dan perbuatan selalu sejalan, tiada dusta dalam tutur kata dan perbuatan. Hanya Engkaulah andalan dan kekuatanku.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci, tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua yang amat dikasihi dan mengasihi Tuhan pada Pesta Santo Andreas, Rasul

Tuhan memberkati.

https://drive.google.com/file/d/1PGCpRzLP5-35yza-3CAJT1Q7-ShYs7r8/view?usp=sharing

TETAPLAH BERSYUKUR TERHADAP APA YANG ADA

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Selasa 28 November 2023, pekan biasa XXXIV, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari,  saudara, sahabat, kenalanku, orang muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Daniel 2:31-45

Mazmur T.Daniel 3:57-61

Injil Lukas 2:31-45

Tetaplah teguh dalam iman, harapan dan kasih akan Tuhan yang punya kuasa menyelamatkan

“Akan tiba saatnya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu yang lain….” (Lukas 21:6). Kita memang mesti mulai dari apa yang kita punyai. Perlu membangun dari dalam diri sendiri. Bakat, kesanggupan, kemampuan atau apa yang disebut potensi diri itu suatu anugerah. Tanda nyata dari berkat Tuhan bagi setiap kita.

Tidak perlu bermuka muram ketika tergoda untuk merasa ‘minim, kurang atau terbatas’ seputar apa yang kita miliki. Sebab semuanya bukanlah hak kita atau keharusan yang mesti kita dapatkan.

Tetaplah bersyukur terhadap apa yang ada. Kita menjalani saja hidup ini untuk ‘buat yang yang terbaik’. Tuhan pasti tersenyum melihat hambaNya yang sabar, setia, penuh perjuangan, rendah hati untuk menjalani hidup ini. Dalam perjuangan ‘light and shadow,’ bersinar dan suramnya.

Menjulangkan bangunan diri kita dan jalan hidup di atas batu-batu pencitraan, pun karena kekaguman dari siapapun seringkali menjadi halangan untuk bersahaja di hadapan Tuhan dan sesama.

 Biarlah kita hidup dengan rendah hati, ‘apa adanya’ di dalam perjalanan hidup ini. Kata-kata Rasul Paulus bisa mengingatkan dan teguhkan hati kita: “…juga tak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang lain, walaupun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus” (1Tesonika 2:6).

Segala yang indah, gagah, dikagumi, dipuji selangit, serta mendatangkan decak kagum penuh pesona serta berdaya pikat akan ‘berakhir dan ditamatkan’. Karena itu, tetaplah mulai dan terus berjalan dalam rahmat dan berkat Tuhan. Sambil tetap melakukan yang terbaik dengan tulus hati sebisanya. Tanpa putus asa atau rasa kecewa yang juga bisa memupuskan segalanya. HanyaTuhanlah segalanya.

“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dia-lah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Roma 11:36).

Kita tetap membangun diri dan penyerahan diri kita di atas batu karang iman, harapan dan kasih. Dan di situlah, seberapa besar alam maut, kita semua bakal tidak dibiarkan berantakan atau tercecer bagai tiada satu batupun dibiarkan terletak di atas batu yang lain.

Allah yang kekal dan kuasa. Rahasia karyaMu tak terselami. Namun kasih setiaMu selalu abadi bagi umat manusia yang berdosa ini. Tuhan, terangilah hati dan budiku ini agar selalu hidup terarah kepada kehendak dan rencanaMu yang dapat mendatangkan kebaikan bagi diriku meski tidak dapat kumengerti. Berkatilah aku, hambaMu hari ini. Doronglah aku selalu untuk tampil tenang, sabar, rela berkorban, apa adanya, rendah hati dan peduli pada situasi sekitar untuk bisa kuambil langkah nyata yang dapat menjadi solusi demi kebaikan dalam hidup bersama.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah, tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua yang amat dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

MELAYANI DAN MERAWAT KEMANUSIAAN

Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Santo Konradus dari Konstanz

Santo Silvester Gozzolini

Beato Yakobus Alberione

Santo Yohanes Berchmans .

Nubuat Yehezkiel (34:11-12.15-17)

“Wahai domba-domba-Ku, aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.”

Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (15:20-26.28)

“Ia menyerahkan Kerajaan kepada Bapa supaya Allah menjadi semua di dalam semua.” .

Injil Suci menurut Matius (25:31-46)

“Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya dan akan memisahkan mereka seorang dari seorang.”

Romo Martin Chen , pR

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Kristus Pancreator (Raja Semesta Alam). Pesta penutup tahun liturgi Gereja harr ini dicanangkan oleh Paus Pius XI thn 1925. Saat itu Kerajaan- Kerajaan  di Eropa runtuh setelah perang dunia  1 dan Hitler diktator baru yang berasal dr kalangan rakyat jelata gencar “cawe-cawe” mengkokohkan kuasanya. Pancreator dengan ini mewartakan kemahakuasaan Kristus yang menjadi sumber, tujuan dan semangat setiap kekuasaan, yakni melayani dan merawat kemanusiaan (Yeh 34); memperhatikan dan  mengutamakan orang miskin dan  kelompok  rentan (Mat 25). Pancreator juga mengingatkan kepada setiap umat beriman akan bahaya “pemberhalaan”, yakni manakala hal fana-duniawi menjadi pusat dan penentu hidupku: kuasa, harta, egoisme. Kristuslah satu-satunya yang memberiku kebahagiaan sejati. Dunia menjadi lebih beradab dan manusiawi ketika orang berorientasi pada-Nya: jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14).

Selamat Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Tuhan berkati kita.

RUMAH ALLAH MESTI DIUSUNG KEMBALI DALAM MARWAHNYA

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Jumat 24 November 2023, Pesta Santo Andreas Dung Lac dan kawan-kawan, pada pekan biasa XXXIII, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, sahabat, kenalanku, orang muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

1Makabe 4:36-37.52-59

Mazmur 29:10.11abc.11d-12a.12bcd

(Reff Ya Tuhan, kami memuji namaMu yang agung)

Injil Lukas 19:45-48

Bait Allah, yang dijadikan “tempat bisnis”, pasti membuat Allah murka

“Pada waktu itu Yesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah IA mengusir semua pedagang di situ….” (Lukas 19:45). Kata-kata dan sikap Yesus di Bait Allah Yerusalem sangat keras menyentak. Keluhuran Rumah Tuhan tidak boleh dijadikan ajang segala aksi bisnis kaum elitis Yerusalem dan khalayak.

Rumah Allah mesti diusung kembali dalam marwahnya. Dalam kewibawaan sebagai Rumah Doa (Lukas 19:46). Rumah perjumpaan Allah dengan UmatNya, atau pertemuan umat dengan Allah, Tuhan-nya.

Reaksi sikap keras Yesus berdampak pada ‘sikap hati dan niat jahat dan jelek dari para elitis itu. “Mereka berusaha membinasakan Yesus” (Lukas 19:47). Hati yang dengki amat tertanam dalam dan tak tergoyahkan. Sungguh pun para petinggi tak tahu cara menyingkirkan Yesus, toh kedengkian tetap menjadi modal tebal nan kuat untuk mencari modus jahat itu pada saatnya.

Memang tidak selamanya kita berada di titik-titik putih di jalan kehidupan ini. Salah kata, salah sikap, perbuatan, bisa merasuki diri kita dan mencemarkan ungkapan diri kita sendiri. Lalu kita masuk dalam dunia ‘bisnis di dalam, berkedok kesalehan Bait Allah’ dalam berbagai modusnya. Hanya demi kepentingan sepihak yang meresahkan.

Memang ada suara yang mengingatkan. Ada teriakan dan sikap yang melawan. Ada juga suara profetik yang keras menantang untuk segera mengubah dan lalu membangun kembali. Jika masih mungkin dan masih punya harapan. Dibutuhkan kerendahan hati, kejujuran keterbukaan diri, kebeningan nurani demi ‘kemegahan Bait Allah dan segala perkara serta kehendak Allah dapat kembali ditakhtakan’.

Gaya dan irama hidup “sarang penyamun” (Lukas 19:46) memang sungguh mengaburkan jalan hidup yang sejatinya dalam Tuhan, di dalam kehendak serta rencana keselamatanNya. Tetapi di atas segalanya ‘berjiwa-besarlah untuk mengusir dari dalam diri sendiri ‘mental pedagang’ yang tidak kurang sering justru mengaburkan wibawa ‘Bait Allah dan segala kemegahannya.

Kita semua memang tetap  merindukan “Rumah Tuhan,” tempat kita berkumpul sehati dan sejiwa di dalam satu iman, harapan, kasih persaudaraan. Gereja, rumah, tempat kita berdoa bersama, tempat kita semua mengalami sepotong surga kebersamaan dalam perjumpaan.

Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih yang Engkau tanamkan di dalam diriku membuat aku ingin membalasnya lewat praksis imanku kepadaMu, melalui sesama dan segala aktivitas dan karya yang aku lakukan. Walaupun tidak sempurna seperti yang aku harapkan dan dambakan, tapi kuyakin Engkau sendirilah yang akan menyempurnakan. Sertailah tahap demi tahap hidupku hari ini. Dorong aku, Tuhan, untuk selalu tampil tenang, sabar, rela berkorban, jujur, setia, tahu bersyukur atas segala karuniaMu bagiku. Semoga aku selalu rendah hati dan hidup tidak menjadi beban dan menyusahkan orang lain. Karena aku ini cumalah hamba, debu tanah alas kakimu yang kudus.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan, yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua yang amat dikasihi dan mengasihi Allah pada Pesta Santo Andreas Dung Lac dan kawan-Kawan, imam dan Martir.

Tuhan memberkati.

MERATAPI DIRI  SENDIRI DAN HARUS BERUBAH SERTA BERBUAH DALAM TUHAN

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita manggarai Timur

Keuskuapn Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Kamis 23 November 2023, pekan biasa XXXIII, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, sahabat, kenalanku, orang muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

1Makabe 2:15-29

Mazmur 50:1-2.5-6.14-15

(Reff: Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah)

Injil Lukas 19:41-44

Kita memang mesti meratapi diri kita sendiri dan harus berubah serta berbuah dalam Tuhan

“…musuhmu akan mengelilingi engkau dengan segala kubu, lalu mengepung dan menghimpit engkau dari segala jurusan…”(Lukas 19:43). Dosa, ketidaksetiaan, ketidaktaatan, kedegilan hati, menjauh dari Tuhan, tidak jujur, munafik dan itu selalu berujung pada risiko hidup menjadi suram. Masa depan terkubur. Tidak menentu dan tidak ada kepastian.

Itulah yang mesti dialami Yerusalem beserta semua penduduknya. Apakah artinya Yerusalem bila “tembok kota bakal dirobohkan? Dan tiada satu batupun terletak di atas batu yang lain?” (19:44). Kuasa musuh segera datang membinasakan segalanya.

Tuhan menangisi kota Yerusalem, yang sungguh gagal menyambut kehadiran tanda-tanda keselamatan. Di dalam Yesus sendiri. Yesus, tanda nyata keselamatan Allah justru mengakhiri kehidupanNya di Yerusalem.

Musuh, para seteru, lawan tentu segera ‘mengelilingi, mengepung dan menghimpit dengan segala kubu’ saat kegagalan, ketidaksetiaan menjadi peristiwa nyata dalam hidup. Tetapi, adakah tangisan dan airmata kasih di dalam hidup yang penuh dengan kesia-siaan itu?

Jika seteru dan para lawan tetap berjuang, bergerilya demi ‘tiada satu batupun terletak di atas batu yang lain’ maka, tangisan dan air mata Tuhan adalah sebuah ‘panggilan Kasih untuk kembali’. Selalu ada harapan untuk suasana ‘Yerusalem baru’.

Bagaimanapun, tidak hanya tangisan Tuhan. Pun tidak cukup hanya oleh karena ratapan sesama. ‘Memukul dada sembari meratapi diri sendiri pun mesti menjadi jalan baru menuju ‘suasana Yerusalem baru pula.’

Sungguh! Setiap dari kita memang mesti meratapi diri sendiri di dalam tangisan Kasih Tuhan. Demi kembali membangun harapan baru. Dalam perjalanan abadi menuju Yerusalem surgawi. Yerusalem Damai dan Kasih Sejati. Kita memang ‘mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu…'(lantunan lagu Ebiet G Ade). Orang yang bersyukur selalu “lahir’ dari pribadi yang tenang, sabar, rela berkorban, peduli dan rendah hati, sederhana, apa adanya, hidup tidak pernah menyusahkan orang lain, tidak bertegar hati dan tidak menganggap dirinya paling atau lebih benar dari orang lain.

Allah yang Maha Baik, Engkau hadir dalam hati setiap orang yang selalu berharap pada-Mu. Semoga aku semakin bersemangat untuk menghayati semua hukumMu dalam kehidupan tiap hari. Dengan demikian namaMu makin dimuliakan setiap orang yang percaya padaMu melalui tutur kata, sikap, perbuatan nyata yang kulakukan sesuai dengan rencana dan kehendakMu. Tuhan, aku ini orang yang penuh dengan dosa dan hanyalah debu tanah alas kakiMu yang Kudus. Hanya Engkau andalan, harapan, kekuatanku. Tanpa Dikau aku tidak mungkin dapat berbuat apa-apa

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua, yang amat dikasihi dan memgasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

LENTERA HATI

https://drive.google.com/file/d/1MeLwPE1T1DS7y5agbCgkTFkyDPhngoGM/view?usp=sharing

BERSUKACITA DI DALAM DAN BERSAMA TUHAN SELALU MENEGUHKAN

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Selasa, 21 November 2023, pesta Santa Perawan Maria dipersembahkan pada Allah, di pekan biasa XXXIII yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, sahabat, kenalanku, orang muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

2Makabe 6:18-31

Mazmur 3:2-3.4-5.6-7

Injil Lukas 19:1-10

Bersukacita di dalam dan bersama Tuhan selalu meneguhkan

“Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”(Lukas 19:6). Tak cukup hanya menciptakan ‘jarak mendahului orang banyak’. Pun tidak cukup hanya dengan menjadi ‘lebih tinggi’ dari kerumunan masa. Juga tak cukup hanya dengan ‘berlari dan memanjat sebatang pohon’.

Saatnya Zakheus segera turun dari pohon. Yesus, yang seperti apakah yang ingin dilihat Zakheus, justru menjadi seorang Pribadi yang telah lebih dahulu melihatnya. Itu perjumpaan antara ‘dua pasang mata saling melihat’. Zakheus yang melihat ke bawah dan Tuhan yang memandangnya ke atas.

Maka, terjadilah kisah keselamatan itu. Rumah orang berdosa, Zakheus, Kepala Pemungut cukai itu sesaat menjadi sebuah area untuk penerimaan. Dan itu penerimaan Tuhan. Bisa jadi rumah itu sebelumnya telah dipandang sebelah mata penuh sinis oleh dan dari para tetangga.

Namun, kisah keselamatan dalam Tuhan sungguh melampaui batasan pikiran dan sikap manusia, yang seringkali kerdil dan sempit serta membelenggu.

Zakheus memang tidak pernah menduga bahwa niat untuk sekadar ingin mencari tahu tentang Yesus akan berujung pada kisah yang sungguh membawa sukacita yang mendalam dan di luar dugaan serta harapannya.

Perjumpaan dan Yesus yang menumpang di rumahnya, membuatnya menjadi sadar akan jalan lama yang kelam, yang telah dilewatinya. Sebagian harta mesti diteruskan kepada ‘orang miskin. Yang telah diperas mesti dikembalikan bahkan empat kali lipat. Sebuah komitmen yang sungguh mengejutkan dan heboh dari satu perjumpaan berahmat dengan Yesus, Tuhan.

Adakah yang menakutkan, menggentarkan, yang lalu mendatangkan rasa kecewa, putus asa, hilang semangat, ketika kita merasa dilihat lagi oleh Tuhan? Tatapan Tuhan bukanlah tatapan sinis nan menusuk, tetapi sebuah tatapan yang penuh simpatik demi keselamatan.

Itulah tatapan ke atas pohon, yang membuat Zakheus segera turun untuk alami sukacita keselamatan di dalam rumahnya sendiri.

Barangkali seperti itulah pula yang dialami Petrus saat ia ditatap Yesus setelah kisah penyangkalan itu. Tatapan yang mengingatkan sekaligus sebagai awal kembali lagi belajar menjadi murid Tuhan. ‘Tuhan selalu menatap, namun betapa seringkali kita tidak melihat dan menyadarinya tatapan itu.

Allah sumber kehidupan, Engkau menghendaki agar semua orang selamat. Bersama Bunda Maria, yang dipersembahkan kepadaMu, berkenanlah menerima persembahan diriku hari ini. Teguhkanlah iman, harapan dan kasihku padaMu agar bisa menjadi terang bagi setiap orang yang kujumpai sepanjang hari ini. Semoga aku tampil tenang, sabar, rela berkorban, peduli pada situasi di sekitarku, tidak menjadi beban bagi orang lain, hidup dengan tidak menyusahkan sesama. Tetap rendah hati, jujur, taat, setia dan tahu bersyukur atas kasih dan pemberian Tuhan sekecil apapun itu.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua, yang amat dikasihi dan mengasihi Allah pada pesta Santa Perawan Maria Dipersembahkan pada Allah hari ini.

Tuhan memberkati.

“MELIHATLAH, IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU”

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini

Selamat bertemu lagi di hari Senin 20 November 2023, pekan biasa XXXIII, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, sahabat, kenalanku, orang muda dan anak-anak serta seluruh keluargaku di mana pun berada, yang amat saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

1Makabe 1:10-15.41-43.54-57.62-64)

Mazmur 119:53.61.134.150

(Reff: Hidupkanlah aku, ya Tuhan, agar aku berpegang pada perintahMu)

Injil Lukas 18:35-45

Berawal buta di pinggir jalan, menuju jalan utama mengikuti Tuhan

“Apa itu?” (Lukas 18:36). Tetap memiliki kemampuan mendengar yang tajam. Itu yang tertangkap dari si buta kota Yerikho. ‘Yesus, orang Nazaret sedang lewat’ (Luk 18:37), tak hendak dibiarkan lewat begitu saja. Yesus ‘dihentikan’. Demi menaruh perhatian pada keadaannya.

“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku”  (Lukas 18:38). Ungkapan hati yang penuh harapan dan iman. Hadangan orang banyak agar ‘ia diam’ justru lebih menebalkan keyakinannya untuk “semakin kuat berseru.”

Di ujung kisah, situasi kegelapan tersingkir dari kehidupan si pengemis pinggir jalan Yerikho. “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan engkau” (Luk 18:42). Kata-kata Tuhan memeterai penyerahan diri yang sungguh tulus si buta itu. Mengikuti Tuhan sambil memuliakan Allah menjadi tidak terhindarkan.

Bukannya kita tak memiliki kesanggupan ‘mata fisik’ untuk melihat. Bukan! Malah mata kita berkesanggupan untuk melihat segalanya. Kita tidak kurang sering kelebihan, hingga ‘bermata keranjang’ yang dialasi kesukaan untuk ini dan untuk itu. Artinya?

Kita, bisa jadi dikapling untuk hanya melihat apa yang kita mau, yang kita suka, yang kita ingini, untuk kita lihat. Kita hanya mau melihat apa yang menjadi kesenangan, kepentingan sendiri. Mata egoistik atau egosentrik memang bisa menjadi sebuah ancaman dan halangan berat.

Kita tidak sanggup melihat seperti yang Tuhan lihat. Kita belum sanggup melihat, masih rabun bahkan buta, akan sebuah situasi kelam yang menyayat. Kita masih tersilau karena segala sisi kesenangan hidup yang penuh kementerengan. Jadinya? 

Kita  belum melek, ‘masih buta’ akan sisi-sisi dunia yang terluka. Kita memang mesti berseru pada Tuhan ‘semoga aku melihat’ (Luk 18:41). Agar kita melihat kenyataan dunia sungguh sebagai kenyataan. Melihat sesama sungguh sebagai sesama. Melihat lingkungan sungguh sebagai rumah diam segala makhluk. Kita melihat semuanya dalam ‘iman – harapan dan kasih’. Melihat semuanya sambil memuji-muji Allah (Luk 18:43). Allah, Sumber segala terang, cahaya kehidupan. Bagi semesta. Dan itu hanya bisa terjadi sekiranya kita senantiasa terpikat pada Tuhan yang lewat dan melawat kita.

Allah, yang Maha Rahim, puji dan syukur atas rahmat berlimpah, hingga pagi ini aku dapat menikmati hari baru. Sertailah aku dalam ziarah hidup ini, sehingga hidupku semakin berkenan padaMu dan dapat memberi kesaksian bahwa Engkau ada dan hidup di dalam diriku dan sesama. Tuhan, aku masih memohon agar aku menjadi pribadi yang tenang dan sabar ketika menghadapi apapun soal, rela berkorban demi orang lain dan kebaikan bersama, peduli dan peka pada situasi di sekitarku. Semoga aku tidak jadi beban bagi orang lain, tidak menyusahkan sesama. Biarkan aku jadi pribadi yang selalu tampil apa adanya dan selalu bersyukur dengan apa saja yang aku terima. Selalu bersikap rendah hati dalam hidup bersama. Tuhan, aku ini hanyalah debu tanah alas kakiMu yang Kudus. Engkaulah kekuatan dan andalanku.

Salam hangat dariku dalam kasih Yesus untukmu semua Berkat Tuhan, yang sungguh melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua, yang amat dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

BERJUANG DEMI RAKYAT JELATA

Hari Minggu Biasa XXXIII

Romo Martin Chen , Pr

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Santo Nerses

Santo Rafael Kalinowski.

Kitab Amsal (31:10-13.19-20.30-31)

“Ia senang bekerja dengan tangannya”

Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 5:1-6)

“Jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri!”

Injil Suci menurut Matius (25:14-30 [Singkat: 25:14-15.19-21])

“Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Benarkah perumpamaan talenta dalam injil minggu ini bicara tentang usaha manusia untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang diberikan Allah (Mat 25:14-30)? Bila demikian apakah masuk Kerajaan Allah ditentukan terutama oleh jasa dan perbuatan manusia? Betapa kejamnya Allah demikian yang menuntut pelipatgandaan fantastis (bunga 100%) yg melampaui keterbatasan manusia d menghukumnya? Bila kita membaca teks paralel Luk 19:11-27, maka perumpamaan Yesus ini secara historis merujuk pada raja jahat Archelaus, anak Herodes Agung yang memerintah Israel (4SM-6M). Dia terkenal dengan kekejaman dan keserakahannya memeras orang termasuk yang miskin dengan pajak selangit. Maka sebetulnya yang jadi pahlawan dalam kisah injil bukan si pengembang bunga talenta, tapi si “pengubur” talenta. Karena dia berani melawan kelaliman dan keserakahan sang raja (“bangsawan”). Jadi injil tidak bicara  tentang pengembangan bakat tapi protes atas ketidakadilan dan kelaliman. Pesan profetis yang aktual dalam zaman ini: berjuang demi rakyat jelata (bonum commune).

 Selamat berhari Minggu, Tuhan memberkati.