Monthly Archives: Agustus, 2023

TUHAN TAK AKAN BIARKAN KITA JATUH TERPURUK

Pesan Sabda Tuhan , Kamis, 31 Agustus 2023

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Kamis, 31 Agustus 2023, pekan biasa XXI, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

1Tesalonika 3:7-13

Mazmur 90:3-4.12-13.14.17

Injil Matius 24:42-51

“dalam segala kesesakan dan kesukaran kami terhibur oleh kalian dan iman kalian” (1Tes 3:7). Ini bukan soal kisah bebas hambatan yang dialami di dalam karya perutusan. Bahwa seorang murid akan mengalami kisah ceria dan selalu berhasil. Bahwa ditemukan selalu suasana penuh jaminan dan ‘berkelimpahan susu dan madu.’

Karya perutusan manusia tetap juga mengisyaratkan sebuah “kesesakan dan kesukaran” (1Tes 3:7). Di balik semuanya ada serial ketakhebatan, kegagalan bahkan ketidakpastian. Dalam perutusan itu seorang yang diutus tidak dipastikan untuk selalu mengalami satu ‘keberuntungan, kejayaan, keberhasilan atau segala keterjaminan’ yang berpusat demi kemegahan diri sendiri.

Rasul Paulus tetap juga mengalami aneka kesukaran dalam karya perutusan yang dipercayakan Allah padanya. Namun apakah Paulus patah semangat, hilang harapan? Apakah Rasul Paulus harus menjadi redup dalam segala kesesakan dan kesukaran itu? Ternyata tidak!

Ada hal indah dan buah dari iman yang diwartakan Rasul Paulus, yakni hidup dan iman dalam diri jemaat Tesalonika. Dalam segala situasi sulit tetap ditemukan impian, harapan, “Sekarang kami hidup kembali, asal saja kalian teguh berdiri dalam Tuhan” (1Tes 3:8). Itulah sebabnya, walaupun dalam situasi sulit sekalipun Rasul Paulus tetap menempatkan harapannya di dalam doa yang khusuk dan bertekun; ‘semoga semua umat tetap berkelimpahan dalam kasih. Kasih satu terhadap yang lain dan terhadap semua orang’, tanpa membedakan (1Tes 3:12).  

Seorang pewarta tentu tidak hanya dipanggil untuk meneguhkan jemaat dan menunjukkan jalan hidup injili. Seorang pewarta, dalam segala bentuk ketakberdayaannya, bahkan kesukaran, ia tetap melihat bahwa buah-buah Sabda Allah pasti hidup, bertumbuh dalam kehidupan jemaat.

Sungguh, betapa berat, sulit dan penuh kerumitan ‘kisah pastoral misioner’ yang dialami Rasul Paulus. Tetapi syukurlah ada hiburan dan peneguhan yang ia temukan dalam hidup jemaat.

Saudari, saudaraku…

Tidak kurang sering kita mengeluh jalan hidup yang sulit, penuh tantangan dan tekanan, serta suasana penuh keterbatasan. Kita begitu gelisah karena ‘masih kurang ini dan belum lagi itu.’ Tetapi tidakkah kita merasa diteguhkan oleh sisi lain dari kehidupan yang lebih sulit serta serba  getir, namun mereka bertahan dalam harapan dan perjuangan? Dan selalu terjadi demikian.

Ingatlah selalu!!! Situasi sesulit, sesukar, sekrusial, sedilematis apapun hidup kita, Tuhan tak akan biarkan kita jatuh terpuruk. Percaya saja. Kita semua adalah orang-orang hebatnya Allah, meskipun dengan segala kekurangan, kelemahan dan keterbatasan yang kita miliki. Allah telah sungguh bertanggungjawab dalam seluruh ziarah hidup kita. Karena kita semua adalah orang-orang yang sungguh berharga di mata-NYA.

Tuhan Yesus, aku bersyukur dan berterima kasih atas penyertaanMu dalam seluruh istirahatku semalam tadi. Hari ini aku memohon padaMu; agar aku bisa menjaga kedamaian batinku dengan segala cara dan tidak menukarnya dengan apa pun yang ada di dunia, termasuk menukarnya dengan hal-hal yang amat menjanjikan. Semoga hari ini aku tetap tampil tenang, sabar, peduli pada apapun yang terjadi di sekitarku, rela berkorban, jujur, tidak munafik, tiada dusta di kata-kata, selalu ada tata di kata, ada hibur di tutur, ada hati tulus di diri. Semoga aku tidak menjadi pribadi yang koruptif di kata-kata, di ujaran, di aksi dan perbuatanku. Buarkan aku tampil sederhana, rendah hati, hidup apa adanya, bukan hidup ada apanya.

Salamku dalam kasih Yesus dari Pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi melalui tanganku ini, untukmu semua yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

PULANGLAH KE HARIBAAN KASIH TUHAN YANG MEMBEBASKAN

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Senin, 28 Agustus 2023.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Senin, 28 Agustus 2023, pesta Santo Agustinus, pada pekan biasa XXI, yang penuh berkat buatmu semua ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

1Tesalonika 1:2b-5.8b-10

Mzr 149:1-2.3-4.5-6a.9ab

Injil Matius 23:13-22

“Celakalah kalian, ….hai orang-orang munafik…..” (Mat 23:13). “Engkau telah menciptakan kami bagi diri-Mu sendiri, ya Tuhan, dan hati kami tidak akan pernah tenang sampai semuanya beristirahat dalam Engkau”

(St Agustinus dr Hippo). Tidak ada ‘kutukan dan kemarahan dahsyat Yesus’ selain kecaman kerasNya karena dosa kemunafikan. Yang amat dibenci Tuhan adalah gerak-gerik yang penuh dengan sandiwara kepura-puraan.

Kemunafikan adalah serial drama seolah-olah positif. Namun ternyata semuanya tebaran variasi jebakan. Demi pencitraan yang serba OK, namun kenyataan sebenarnya adalah ‘teknik akal-akalan saja.’ Semuanya hanya agar disanjung publik. Hanya untuk pencitraan diri selangit. Kenyataannya adalah ‘taktik yang sungguh mengecokan publik.’

Siapapun kita, pasti tidak luput dari sisi-sisi diri dan hidup ‘yang tidak indahnya.’ Sebenarnya,  kita butuh kekuatan rahmat Tuhan dan kerendahan hati yang special untuk ‘tengoklah ke dalam, sebelum bicara’ dan lalu pulang kepada Tuhan dan kembali pada sesama. Semuanya demi sebuah permohonan ampun dan maaf yang tulus kepada sesama.

Kita sekali lagi, memang sering terjaring dalam perangkap pencitraan diri penuh kamuflase nan semu. Kita sering haus akan pujian, sanjungan dan pengakuan bahwa pada diri kita semuanya serba plus dan terhormat. Dan segala yang minus dan serba tidak indahnya adalah milik sesama. Terlebih sesama yang tidak ada tempat di hati kita.

Mari sekali lagi, pulanglah ke haribaan kasih Tuhan yang membebaskan. Supaya kita bisa mengungkapkan segala ketakberdayaan kita. Semua bisa kembali dikuatkan oleh Kasih dan Pengampunan Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang. Mari kita pulang kepada sesama. Demi merekatkan kembali tali kekariban, rasa dan citra kemanusiaan. Untuk kembali saling menerima, saling mendoakan dan terutama saling memberkati.

Hanya dengan cara itulah kita terbebas dari pencitraan bahwa hanya kita sajalah kaum terberkati,  sementara sesama cumalah terbilang sebagai golongan celakalah.

Kemunafikan telah merebut dan merusakkan ‘kita semua seperti adanya kita.’ Telah memborgol kepolosan, ketulusan dan ungk.apan spontanitas kita. Dan ingat, kemunafikan telah menjarah harta kebebasan dalam diri kita ‘yang seperti itu sudah.’

Sesungguhnya kita hanya butuh rahmat Tuhan dan niat hati yang tulus untuk diri sendiri dan pulang kepada sesama dalam Kasih nan tulus. Dan bukannya  tetap bertarung untuk merampok dan kumpulkan penilaian dari sesama yang mesti serba OK buat kita. Yang sesungguhnya tidak sedemikian adanya.

Tuhan Yesus, Engkau mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi karena mereka berlaku munafik. Mereka mengajarkan apa yang baik dan benar kepada orang lain, sementara mereka sendiri tidak melakukannya. Semoga hari ini aku berlaku jujur, tak ada dusta di kata-kata, dalam sikap dan perbuatanku. Semoga aku tampil tenang, tampil apa adanya, bukan ada apa-apanya, peduli tanpa pamrih, sederhana dan rendah hati, penuh sabar dan maaf tulus pada sesama. Hanya dengan itu aku bisa menggapai sepotong sukacita surgawi yang dengan cuma-cuma Engkau sediakan bagiku.

Salam tulusku bagimu semua dalam dan karena Yesus Tuhan. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus pagi ini untukmu semua lewat tanganku pada pesta Santo Agustinus

Tuhan memberkati.

“SIAPAKAH YESUS BAGIKU”?

Renungan Katolik, Minggu, 27 Agustus 2023.

Hari Minggu Biasa XXI

Beato Dominikus Barberi

Santo Gebhardus

Santa Monika.

Kitab Yesaya (22:19-23)

“Aku akan menaruh kunci rumah Daud di atas bahunya.”

Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:33-36)

“Segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju Allah.”

Injil Suci menurut Matius (16:13-20)

“Engkaulah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga

Romo Martin Chen, Pr

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Kata ORANG, siapakah Anak Manusia itu? (Mat 16). Pertanyaan awal Yesus kepada para murid ini lebih tentang relasi eksternal. Kita tahu Yesus dari tutur orang tua, dari cerita opa oma, dari katekese di paroki,dari pelajaran agama di sekolah.

 Tekanannya kognitif: informasi, pemgetahuan… Namun Yesus tak berhenti di situ. Ia bertanya lagi: *MENURUTMU, siapakah Aku ini? Bukan kata orang, tapi siapakah Yesus bagiku? Relasi internal-personal. Bagaimana hubungan saya dengan Yesus? Disposisi batin, desahan hati, dan komitmenku padanya?

 Yesus tak butuh penjelasan intelektual, tapi kepasrahan yang total pada-Nya. Pertanyaan ini bukan untuk dijawab saat ini saja, tetapi dalam seluruh ziarah kehidupan: siapakah Yesus dlm hidupku? Hidupkah Dia dalam diriku?

Selamat berhari Minggu.

Tuhan memberkati.

“KALIAN SEMUA ADALAH SAUDARA”

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Sabtu, 26 Agustus 2023.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Sabtu, 26 Agustus 2023, pekan biasa XX, yang penuh berkat buatmu semua, ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, analk-anak dan seluruh keluargaku di mana pun berada, yamg sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita, Yesus Kristus

Rut 2:1-3.8-11; 4:13-17

Mazmur 128:1-5

Injil Matius 23:1-12

“Barangsiapa meninggikan diri….” (Mat 23:12). Godaan, yang menjadikan diri kita sendiri sebagai ‘pusat’, bisa juga menjebak siapa saja. Didaulat sebagai orang besar, punya pengaruh, terpandang dan punya nama besar serta diperhitungkan bisa menjadi incaran hati. Semuanya termeterai dalam ambisi liar menggumpal.

Di balik semua yang berpusat pada diri sendiri itu sesungguhnya ada takhta kehormatan dan sanjungan. Semua itu membutuhkan pengakuan dari sesama. Dari publik. Dari orang banyak. Yang dikejar adalah supaya terbilang sebagai “kaum tempat terhormat dan tempat terdepan” (Matius 23:6).

Tetapi, di antara kita satu sama lain, seturut Yesus, “Kalian semua adalah saudara” (Mat 23:8). Sebab itulah, setiap murid Yesus mesti memangkas jarak lebar dan jauh antara satu dengan yang lain. Tak perlu ‘haus pujian untuk disapa rabi, bapa, pejabat, petinggi.’ Itulah gelar atau sapaan yang sering ‘menjarakkan’ kita, satu dengan yang lain.

Memang terkadang kita terlampau ‘semangat dan menggebu-nggebu’ untuk meninggikan diri dalam arus pencitraan diri. Yesus, Tuhan dan Guru hanya minta satu hal yang sangat sederhana. Namun sering tidak ringan juga. SabdaNya lembut namun jelas dan tegas: “Siapapun yang terbesar di antaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Matius 23:11). Yang terbesar dalam keyakinan Yesus harus sanggup ‘merendah, melayani, menjadi terakhir, sanggup berkorban, dan memberi  harapan yang menghidupkan bagi sesama.’

Marilah kira belajar untuk selalu menjadi ‘setara dengan yang lain; menjadi seperti apa adanya. Biarlah kita menjadi ‘sesama pada umumnya’. Kebesaran setiap orang kristiani tetaplah ada di dalam melayani dan bukannya dilayani. Ingatlah, kemegahan orang kristiani berpusat pada contoh agung Yesus sendiri, “Yang meski berwujud Allah, Dia tidak berpegang teguh pada kemuliaanNya yang setara dengan Allah. Namun rela menghampakan DiriNya…” (Flp 2:6-11).

Dari Yesus, tetap kita belajar untuk menggapai  yang terbesar dan terutama dalam pelayanan dan pengorbanan. Dan harus selalu begitu. Kalau tidak demikian, diragukan kualitas dan kewarasan iman kita sebagai orang kristiani.

Ya Tuhan, aku bersyukur dan berterima kasih atas kasihMu yang sungguh agung, luhur dan mulia. Bantulah aku supaya tak meninggikan diri karena posisi, jabatan, pendidikan, harta dan kekayaan serta rezeki yang kuterima dari kemurahan hatiMu. Semoga hari ini aku tampil tenang, sabar, jujur, tela berkorban, tiada dusta dalam kata-kata dan prilaku serta sikapku pada sesama. Tuhan, jadikanlah aku orang yang selalu tampil rendah hati, sederhana, apapun situasi yang aku hadapi.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi melalui tanganku ini untukmu semua yang dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Selamat berakhir pekan.

Tuhan memberkati.

MEMPRODUKSI PELBAGAI JENIS KEBAIKAN DAN  MEMPRODUKSI HATI KASIH

Pesan Sabda Tuhan Hari  Ini, Jumad, 25 Agustus 2023.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Jumat, 25 Agustus 2023, pekan biasa XX, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Rut 1:1.3-6.14b-16.22

Mazmur 146:5-6.7.8-9bc-10

Injil Matius 22:34-40

“Sebab ke manapun engkau pergi, ke situ pula aku pergi…” (Rut 1:15). Jiwa yang besar dan hati yang luhur dan mulia sungguh diperlihatkan Rut. Usulan mertuanya, Naomi, dijawab dengan kebesaran jiwa. Ia tak akan tinggalkan Naomi, mertuanya itu, yang telah “kehilangan suami dan kedua anaknya” (Rut 1:5).

Sebenarnya Rut memiliki pilihan yang bisa membuat dia lebih aman di dalam kehidupannya, sekiranya ia meninggalkan saja Naomi, mertua itu. Tapi kesetiaan dan ketulusan hati adalah nilai yang terlalu agung dan jauh melampaui ‘apapun yang menyenangkan diri sendiri’. Selalu begitu!!

Situasi hidup yang semakin ‘keras, penuh perjuangan dan banyak pertarungan’ bisa memaksa siapapun mencari dan menciptakan alam yang aman bagi diri sendiri.  Pilihan & keputusan demi menjalani hidup adalah keputusan yang ‘mesti bikin aman, bebas dari tantangan serta tanpa terlalu banyak hal yang menyesakkan dada.’

“Hidup aman, terjamin dan sudah baik di segala lini, itulah yang diperjuangkan. Bagaimanapun juga, kisah Rut dan pilihan akan jalan hidupnya adalah cahaya dalam kesetiaan. Rut tetap berada pada pihak Naomi yang lagi dalam kesedihan dan perjuangan hidup yang tidak mudah.

Seorang pekerja keras akan selalu berjuang demi kehidupannya yang lebih baik. Namun seorang yang setia, akan tetap berada bersama sesamanya dalam pergulatan hidup yang tidak ringan. Ingatlah pula bahwa ada begitu banyak orang yang ‘mendekat’ dan melekat saat sesamanya masih di alam mentari bersinar cerah. Sayangnya, orang-orang bisa menjauh saat sesamanya telah ‘meredup dan dianggap tidak lagi membawa berkah dan keuntungan’.

Rut hari ini menantang kita semua untuk menjadi orang yang berhati mulia dan luhur. Untuk menjadi manusia ‘sejuk di jiwa’, ada tata di kata, ada hibur di tutur, ada hati tulus di diri dan ada hati kasih pada sesama meski di dalam situasi kesesakan dan tidak menentu. Rut tetap dan sungguh setia pada Naomi meskipun dalam situasi pahit yang dialami mertuanya. Rut bebas dari godaan sebuah perangkap oportunistik dalam hatinya.

Rut hari ini amat serius mau mengajak kita semua untuk memproduksi pelbagai jenis kebaikan atau memproduksi hati kasih. Hati yang penuh kasih tanpa pamrih tertentu pada sesama yang lain. Hati yang membuat hati orang lain bahagia, gembira, aman, damai. Hati yang membuat orang lain tenang, sabar, peduli, rela berkorban, jujur, tiada dusta dalam perkataan dan prilaku serta tindakan.

Ya Tuhan, semoga di hari baru yang indah dan cerah ini aku tak mudah berkeluh kesah bila ada kesulitan di dalam hidup. Bila aku dapat banyak rejeki dalam hidup ini, semoga aku tidak jadi orang angkuh, tetapi selalu mau berbagi. Berbagi; pikiran, tenaga, waktu untuk sesama. Jadikan aku orang yang setia bersimpuh di hadapanMu. Dan semoga kesetiaanku bersimpuh di hadapanMu menghasilkan tutur kata, prilaku, sikap setia mengulurkan tangan bagi sesama yang butuhkan kehadiranku dalam hidup sesamaku.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus pagi ini melalui tanganku untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

TUHAN TETAP MENANTI KITA UNTUK DATANG PADANYA

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Kamis, 24 Agustus 2023.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru Kamis 24 Agustus 2023 pesta St. Bartolomeus Rasul, pekan biasa XX, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku, di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 21:9b-14

Mazmur 145:10-11.12-13ab.17-18

Injil Yohanes 1:45-51

“Mari dan lihatlah!” (Yoh 1:47). Tidak selamanya kita sanggup melihat dengan jelas apapun yang ada di depan mata kita. Selalu ada ‘yang masih samar terlihat’. Tidak selamanya kita bisa memahami dengan jelas sesuatu yang muncul di hadapan kita. Selalu ada yang masih kabur. Belum tersingkap benar di kepala dan di sudut hati yang paling dalam tempat iman kita ini bersemayam.

Yang belum tersingkap di kepala, hati dan mata iman Natanael (Bartolomeus) adalah sosok “Yesus, Anak Yusuf dari Nazaret”. Kata hati yang amat spontan, tanpa kepalsuan Natanael terungkap, _”Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46). Dari situlah gerak hati untuk mengenal Yesus dari Nazaret segera disusuri.

“Mari dan lihatlah!.” Itulah ajakan Filipus agar secara perlahan Natanael semakin terbuka di dalam pikiran dan hatinya. Demi menggapai iman akan Yesus. Yang masih berada “di bawah pohon ara” (Yoh 1:48) dapat direnungkan sebagai ‘situasi lama Natanael’ yang harus ia tinggalkan demi bersama Filipus, bergerak maju menuju Yesus, “Rabi, Anak Allah, Raja orang Israel” (Yoh 1:49).

Tidak selamanya kita harus bertahan terus “di bawah pohon ara.” Itulah situasi pikiran dan sikap kita yang ‘lama dan belum  berubah.’ Bagaimanapun, kita masih memiliki harapan untuk terbuka terhadap iman akan Tuhan. Tuhan selalu dan bahkan selamanya telah mengenal siapakah kita! Tetapi, Tuhan tetap menanti kita untuk datang padaNya.

Tidak kah ada begitu banyak orang baik, yang berhati ‘Filipus’ itu yang kita jumpai dalam keseharian hidup kita, yang membawa berita yang maha penting tentang Kabar Sukacita dan menyejukkan?

Marilah kita bersyukur dan berterima kasih pada ‘siapa pun yang menghantar kita kepada Yesus.’ Itulah mereka yang berani menghantar kita dalam harapan sederhana, dalam doa-doa, dan dalam pengorbanan hidup mereka. Agar kita dapat mencapai Tuhan dan diterima dalam Kasih Tuhan sendiri.

Ya Tuhan, semoga di hari baru ini aku tidak mudah berkeluh-kesah bila alami kesulitan. Bila aku dapat banyak rezeki, anugerah berlimpah semoga aku tidak menjadi sombong. Berilah aku kesadaran bahwa sehat atau sakit bisa jadi sarana atau kesempatan bagiku untuk selalu dan tetap mau bersyukur, karena Engkau tidak akan meninggalkan aku. Tuhan, Engkau kenal aku yang selalu menunda kesempatan memproduksi kebaikan-kebaikan yang sebenarnya telah Engkau sediakan di dalam diriku untuk dibagikan pada orang lain dengan cuma-cuma. Aku memohon, janganlah kiranya Engkau merasa bosan mendorongku untuk berbuat baik bagi sesama. Biarkan kehadiran, uluran tanganku untuk membantu sesama selalu membuat mereka bahagia dan bersukacita. Ya Tuhan, semoga aku tetap tampil tenang, sabar, adil, jujur dan apa adanya, tiada dusta di tutur kata, tidak munafik di penampilan, karena bagiMu kemunafikan adalah sebuah kekasaran yang paling halus dan semoga tampil dengan rendah hati serta berhati bening, sebening embun pagi yang masih perawan.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tanganku untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan, pada pesta Santo Bartolomeus, Rasul.

Tuhan memberkati.

MEMBERI , BERBAGI PIKIRAN, TENAGA, WAKTU DAN SEGALANYA

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Rabu, 23 Agustus 2023

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru Rabu, 23 Agustus 2023, pekan biasa XX yang penuh berkat buatmu semua ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di mana pun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.

Hakim-Hakim 9:6-15

Mazmur 21:2-3.4-5.6-7

Injil Matius 20:1-16

“Tidak ada orang yang mengupah kami”(Mat 20:7). Pengangguran sebenarnya adalah petaka. Tidak bisa manusia hidup ‘tanpa kerja, tanpa aktivitas, tiada berbuat sesuatu’. Karena Allah sejak awal mula bekerja. Bekerja untuk dunia dan manusia. Karena itu, kalau ada orang di bawah kolong langit ini tidak mau bekerja memang itu sebuah petaka. Petaka itu tak cuma berkaitan dengan nasib hidup seputar upah menopang hidup. Tetapi juga berkaitan ekspresi dan ungkapan diri demi kebaikan bersama dan kepentingan umum.

Mengapa kita tidak boleh terlena dalam dan dengan situasi pengangguran? Mengapa banyak orang berleha-leha ‘tanpa usaha dan perjuangan mengisi hidup yang kaya makna?’ Inilah sejumlah pertanyaan yang mencemaskan. Tuhan menganugerahkan berkat, bakat, ‘modal dasar’ bagi kehidupan untuk berjuang dan berusaha. Setidaknya untuk ‘tidak menganggur saja sepanjang hari’ (Mat 20:6).

Ingatlah kerisauan hati Rasul Paulus di tulisannya kepada jemaat Tesalonika, “Tetapi kami berpesan kepadamu saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya…’ (2Tes 3:6). Rasul Paulus melanjutkan tegurannya, sesuai apa yang ia dengar, “bahwa ada orang-orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna” (2Tes 3:11).

Pesannya jelas. Berusaha agar kita ‘tidak tergolong di kelompok pengangguran yang berleha-leha. Yang sangat tidak jelas sibuknya.’ Musuh Tuhan adalah aneka kesibukan kita yang kurang jelas arah dan manfaatnya. Jika mungkin, bertindaklah agar semuanya turut serta aktif dalam usaha, tindakan dan kerja bersama demi kebaikan, sukacita bersama dengan sesama.

Dalam arti tertentu, Gereja adalah ‘kita semua dalam satu ikatan iman, harapan dan kasih. ‘Partisipasi aktif, ikut serta penuh kesadaran sudah menjadi kekuatan yang mahadahsyat untuk ‘tidak boleh menganggur saja’.

Maka kejelian untuk saling ‘bikin aktif, bikin terlibat, dan menunjukkan tanda-tanda kehidupan’ adalah tanda kecakapan demi meraih ‘satu dinar keselamatan’, sepotong surga abadi. Di atas segalanya Gereja adalah ‘kita semua yang tidak boleh menganggur di dalam menunjukkan cinta dan kebaikan serta sukacita bersama.

Kita tidak boleh menjadi persekutuan umat Allah yang tetap berpangku tangan ketika menatap ‘kemalangan, ketakpastian nasib sesama kita’. Allah yang kita imani adalah ‘Allah yang murah hati’ (Matius 20:15). Tetapi ada hal yang tidak boleh kita lupakan: Sejatinya janganlah kita tenggelam dalam ‘ketagihan untuk aktif sendiri tanpa keterlibatan sesama’.

Ya Tuhan, semoga hari ini aku tidak mengejar keuntungan, kesenangan bagi diriku sendiri. Semoga hari ini aku dapat memberi dan berbagi pikiran, tenaga, waktu atau apapun yang kumiliki sekecil apapun bagi sesama yang sungguh membutuhkan. Semoga aku tidak mencari-cari alasan hanya untuk menghindari pekerjaan yang kurasa sulit. Semoga di dalam semuanya aku selalu tampil tenang, sabar, rela berkorban, peka dan peduli pada situasi yang ada di sekirarku. Semoga aku selalu tampil sederhana, rendah hati, jujur, tidak ada dusta di tutur, selalu ada hati tulus di diri, tidak ada kemunafikan di perangai. Tuhan, aku ini serpihan debu tanah, di alas kakiMu yang Kudus dan mulia. Hanya Engkau andalanku. Tanpa Engkau, aku ini bukan siapa-siapa.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Suci tadi pagi lewat tanganku ini untukmu semua; yang amat dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

DALAM TUHAN SELALU ADA HARAPAN AKAN KESELAMATAN

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Selasa, 22 Agustus 2023

Romo John Samur,, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari Selasa 22 Agustus 2023, pesta Sta. Perawan Maria, Ratu, pada pekan biasa XX, yang penuh berkat buatmu; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di mana pun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Hakim-Hakim 6:11-24a

Mazmur 85:9.11-12.13-14

Injil Matius 19:23-30

“Ah, Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?” (Hak 6:13). Soalnya bukan pada jauhnya Tuhan, bukan pula pada ketiadaan Tuhan bersama umatNya. Sebaliknya, hati umat Israel sungguh menjauh dari Allah. Ketika kiblat iman mereka justru berpindah arah pada dewa-dewi asing itu.

Benar bahwa Gideon telah ‘memprotes’ pada malaekat tentang nasib malang yang harus dialami bangsa Israel. Gideon menggugat seruan malaekat Tuhan yang menyapanya, “Tuhan yang menyertaimu, adalah pahlawan gagah berani”(Hak 6:12). Apakah kehadiran malaikat Tuhan itu justru mendatangkan malapetaka dan ketidakberuntungan bagi bangsa Israel? Tidak!

Malaikat Tuhan datang dan membangkitkan kesadaran iman pada Gideon untuk menjadi pahlawan bagi umat Israel. Bahwa dalam Tuhan selalu ada harapan akan keselamatan. Sabda Tuhan pada Gideon meneguhkan, menguatkan langkah ziarah hidupnya; “Pergilah dengan kekuatanmu dan selamatkan orang Israel dari cengkeram orang Midian. Ketahuilah, Akulah yang mengutus engkau” (Hak 6:14).

Kita beriman pada Tuhan, tidak untuk mengalami hidup yang penuh dengan mujizat dan masuk dalam situasi hidup di luar hal-hal yang wajar dan seharusnya. Doa dan iman adalah satu ‘panggilan buat kita untuk tidak lari dari fakta hidup’. Tetapi dengan penyertaan dan kehadiran Tuhan, kita mampu alami dan melewati aneka kisah kehidupan. Dan bahkan kita disanggupkan untuk menghadapi kisah hidup yang teramat pahit dan getir sekalipun.

Beriman adalah sikap untuk menyerahkan diri pada Allah, pada kasih Allah dan kepada penyelenggaraanNya. Tanpa syarat. Tanpa menuntut untuk adanya tanda-tanda ajaib yang wajib kita alami.

Iman justru memampukan kita untuk berdiri teguh di dalam apapun situasi hidup yang kita alami. Iman ialah ‘keakraban saya dengan Allah. Allah yang selalu saya yakini kehadiranNya dalam apapun situasi batin dan suasana hati yang teduh atau pun penuh pergolakan’.

Terkadang situasi hidup bisa terasa ‘kering dan tidak sejuk segar. Saat kekariban telah menjauh. Saat keceriaan beranjak jauh bagai senja berlalu. Ketika para sahabat ‘telah mengangkat tumit dan melawan.’ Namun, apakah Tuhan meninggalkan kita sendirian? Sabda pemazmur sungguh meneguhkan kita semua; “Walaupun ayah dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan tetaplah menyambut aku”(Mzm 27:10).

Tuhan, Engkau telah beri aku rahmat yang cukup bagi bekal ziarah hidupku selama ini. Semoga semua rahmat menjadikan aku teguh dan kuat serta bersemangat lagi bila ada badai kehidupan harus kuhadapi dan kulalui. Semoga aku jadi saluran rahmat dan berkatMu yang melimpah bila kujumpai sesama yang membutuhkan pertolongan. Semoga aku tampil tenang, sederhana, sabar, peduli, setia, penuh penyerahan diri seperti Santa Perawan Maria, Ratu, yang pestanya kurayakan hari ini. Semoga berkat pertolongan Bunda Maria, Ratu, aku yang telah Engkau panggil menjadi anakMu selalu bertekun dalam doa dan karya bagi sesama, senantiasa tampil lembut dalam kata-kata, rendah hati dalam sikap dan perbuatan.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan imamNya ini untukmu semua, yang sangat dikasihi dan mengasihi Tuhan pada pesta, Sta. Perawan Maria, Ratu.

Tuhan memberkati.

ATAS NAMA PRIBADI

MENGALAMI DAN IMANI TUHAN YANG SABAR, SETIA DAN MAHAPENGAMPUN

Pesan Sabda Tuhan Hari Ini, Senin, 21 Agustus 2023.

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita – Santa Maria Assumpta

Kevikepan Borong Manggarai Timur

Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru Senin, 21 Agustus 2022, pesta St. Pius X, pada pekan biasa XX, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Hakim-Hakim 2:11-19

Mazmur 106:34-35.36-37.39-40.43av.43

Injil Matius 19:16-22

“Mereka meninggalkan Tuhan, Allah  nenek moyang mereka….”(Hak 2:12′). Berpaling dari kesetiaan dan iman. Itulah sikap yang diambil oleh bangsa Israel setelah kematian Yosua. Tanda perjanjian dengan Tuhan seolah tinggal kenangan. Dewa-dewa di sekitar, ‘lebih mempesona.’ Dan terjadilah, “Mereka meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada Baal dan para Asthoret” (Hak 2:13).

Semuanya tampak hilang berlalu. Iman yang rapuh membuyarkan semuanya. Dan ketiadaan penyerahan diri pada Tuhan, harus dialami dalam risiko penindasan. “Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka pada musuh di sekeliling mereka….” (Hak 2:14).

Israel telah menjadi bangsa perjanjian dan bangsa bebas setelah masa tirani Firaun di tanah Mesir. Namun, kini mereka mesti kembali ke alam lama itu. Tuhan yang dijauhkan Israel, kini menjadi ”Tuhan yang melawan mereka dan mendatangkan malapetaka atas hidup mereka” (Hak 2:15).

Jalur hidup lurus, penuh harapan dan menjanjikan kepastian, seringkali tidak dilalui dengan perjalanan hidup yang lurus dan meyakinkan. Berbalik arah, menciptakan jalan sendiri adalah tanda nyata dari sikap ‘menjauhi Tuhan’ dan ‘berkiblat pada rencana dan keinginan sendiri.’

Ketidaktaatan adalah sikap, prilaku buruk dan menjadi awal kebinasaan Israel. Bahkan “para hakim pun tidak dihiraukan mereka….” (Hak 2:17). Tuhan, dalam banyak cara, mengingatkan bangsa Israel untuk kembali pada Tuhan. Dan nyatanya kisah kesiaan-siaan Israel untuk kembali pada Tuhan, dilihat oleh Tuhan sendiri (Hak 2:19).

Kita mengalami dan imani Tuhan yang sabar, setia dan mahapengampun. Itulah Allah yang diwartakan oleh Yesus. Dalam menyatakan iman kita, segala peringatan dan kebajikan bisa saja telah kita taati (Mat 19:19-20). Namun, mentaati Tuhan di dalam penyerahan diri, pelepasan total dari segala kelekatan, tetaplah menjadi usaha dan perjuangan hanya demi ‘kesempurnaan iman’ (Mat 19:21).

Tuhan menuntut dari setiap kita yang menyebut diri beriman padaNya untuk ‘menjual, melepaskan dan membiarkan berlalu semua yang tak mengamankan kita berbakti dan beriman padaNya.

Selama ini kita mengukur iman kita kalau kita taat pada semua perintah Allah. Kita fokus agar tidak melanggar satu perintah pun demi memperoleh kehidupan kekal. Perbuatan saleh itu patut dipuji. Tetapi belumlah cukup. Masih ada lagi tuntutan lain; berbuat baik kepada orang-orang yang menderita, rela berbagi dan tidak terikat pada harta, kekayaan, jabatan, pendidikan. Dengan berbuat baik dan semangat berbagi, sebenarnya kita sedang mengumpulkan harta di surga. Apakah kita sedih dan menyesal hanya karena kita selalu berbagi, meskipun orang tidak membalas??

Tuhan, aku ini orang berdosa. Ampunilah aku, yang sering jatuh dalam kesalahan yang sama. Aku sadar, memang patut, aku Engkau hukum. Tetapi Engkau maharahim dan mahapengampun padaku. Untuk itu, pada kesempatan permulaan hari ini, aku datang padaMu memohon, agar Engkau menjaga seluruh pancaindraku; agar aku selalu berhati-hati di dalam berucap, bertindak. Semoga hari ini aku tetap tampil tenang, sabar, rela berkorban dalam menghadapi apapun soal, peduli dan langsung ambil langkah nyata, yang dapat dilihat, dirasakan, diukur. Semoga aku tetap tampil sederhana dan rendah hati, setia beriman pada Tuhan dan hanya mengandalkan Tuhan dalam hudup.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan imamNya ini untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan, pada pesta Santo Pius X, har ini.

Tuhan memberkati.