Monthly Archives: Agustus, 2022

MENJADI PRIBADI YANG BERKUASA DALAM KATA, SIKAP HIDUP DAN PERBUATAN NYATA

Renungan Katolik, Selasa, 30 Agustus 2022

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Keuskupan Ruteng

1Korintus 2:10b-16

Mazmur 145:8-9.10-11.12-13ab.13cd-14

Injil Lukas 4:31-37

Selamat bertemu lagi di hari baru Selasa 30 Agustus 2022, pekan biasa XXII, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

“Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat” (Lukas 4:36). Yesus, Tuhan, sungguh  berkuasa. Kata-kataNya bermakna. Selalu dan sungguh mencerahkan serta amat menantang. “Orang-orang takjub mendengar pengajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa” (Luk 6:32).

Adakah hal yang membuat Yesus sungguh berkuasa dan berwibawa dalam tindakan  dan pengajaranNya?

Ia berkuasa sebab kuasaNya berasal dari BapaNya. Relasi yang akrab dan intim dengan Bapa adalah kekuatan teramat dahsyat.

Yesus berkuasa dan berwibawa sebab Ia tegas dalam sikapNya terhadap kuasa kegelapan dan roh-roh jahat. Tidak ada narasi atau ‘kisah kerjasama gelap’ antara Yesus dan kuasa kegelapan. Iblis adalah pertentangan yang serius dengan segala sikap dan pengajaran Yesus.

Yesus berwibawa dan berkuasa di hadapan orang banyak, sebab Ia memberikan kesaksian yang paten akan apa yang diajarkanNya. Ia tidak hanya mengajar tentang kemiskinan dan tunjukan rasa prihatin kepada yang menderita, tetapi Ia berbuat sesuatu bagi yang malang nasibnya itu.

Kita harus selalu bertarung untuk bisa tampil berwibawa dan punya aura  berkuasa dalam Kasih.  Tentu ini tidak berkenaan dengan kesempurnaan yang harus kita miliki sebagai dasar. Dan itu sungguh tidak mungkin! Pada tatanan paling dasar, iman dan kepercayaan diri pada Tuhan mesti jadi akar dari segalanya.

Dunia masih tetap dibayangi oleh kuasa kegelapan. Dan sikap kita? Sekadar bersyukur sebab bukan kitalah yang terserang oleh kuasa kegelapan? Apakah hanya sebatas perang opini dan sambung kisah atau sambubg rasa sana-sini tanpa solusi? Suara kita sungguh dinantikan!

Tetapi, dalam tatanan praksis keseharian, berbahagialah kita semua yang unggul dalam kesaksian hidup yang sungguh luar biasa. Kita adalah bagian dari segelintir orang yang sanggup menghubungkan kata-kata,  pengajaran dan kesaksian hidup yang meyakinkan. Dan kita memanglah pribadi yang  berwibawa.

Sebab kita ‘tidaklah mengusir setan serentak berkarib dengan kegelapan; tidaklah membenci perdamaian serentak memaklumkan kekerasan; tidaklah menyingkirkan pengampunan, serentak bersekutu dengan pembalasan; tidaklah mengenyahkan ketulusan serentak berdansa ria dengan pengkhianatan’.

Sebab itulah kita, belajar dari Yesus, “Benar-benar adalah pribadi yang berkuasa dalam kata, sikap hidup dan perbuatan nyata”.

Tuhan, Engkau berkenan menganugerahkan Roh KudusMu, untuk membimbing setiap langkah hidupku dari waktu ke waktu. Jadikanlah aku manusia rohani, manusia ilahi, manusia beriman, yang selalu peka dan peduli pada situasi sesama di sekitarku sesuai dengan kehendakMu. Heningkanlah batinku terhadap tuntunanMu, sehingga aku tidak terlena, tidak terbuai bius, oleh kenikmatan semu sesaat sampai aku mengabaikan dan tidak menyiapkan ruang dan waktu berjumpa dan menyerahkan semua hal pada penyelenggaraanMu

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan imamNya ini untukmu semua yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan.

51 TAHUN IMAMAT,BANGSAWAN SPIRITUAL,PATER WIHELMUS ANTAS,SVD

Pater Wihelmus Antas, SVD

Hari ini, Jumad, 27 Agustus 2022, Pater wihelmus Antas, SVD, rayakan 51 tahun imamat di tengah keluarga besar Ruteng dan Wangkung. Sukacita ini dilangsungkan dalam ekaristi kudus.

Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi ( Lukas 9 : 57 ) /Mori, nia kaut lako Dite, lut laku. Demikian moto imamat Sang Bangsawan Spiritual, Pater Wihelmus Antas, SVD.

Ekaristi syukur ini dipimpin sang ‘cucu’, , Pater Agustinus Lintang Adicahyo SVD (Misionaris SVD di Mozambik Afrika Tenggara, ditabiskan Imam di Surabaya tgl. 27 Agustus 2018, dan besok tgl. 27 Agustus genap 4 tahun imamat. Salah seorang keponakannya, Adrianus A. Empang menyebutkan Pater Mus ( biasa dipanggil Entos sewaktu kecil), lahir di Wangkung  Ruteng, 5 Agustus 1940 sebagai anak tunggal dari pasangan Ema Wahang dan Ende Wawung.

Rohaniwan senior SVD ini mengenyam pendidikan SD di Wakngkung Ruteng 1950-1956, melanjutkan pendidikan tingkat SMP di Ruteng 1956-1959, dan SMA di Mataloko 1959-1963. Novisiat di Ledalero, 22 Agustus 1963,kuliah filsafat/ theologi  di Seminarai Tinggi Ledalero, 1965-1970. Dan ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr. Donatus Djagom, SVD di Wangkung Ruteng,17 Juli 1971. Usai ditahbiskan menjadi imam tahun 1971,Pater Mus  melanjutkan pendidikan  di Italia selama 10 tahun ( 1973-1983 ),  dengan spesialisasi ilmu pendidikan.

Sang gembala SVD ini, kini istirahat di Domus Arnoldus Batu Malang Jawa Timur. Selama menjadi imam, Pater Mus pernah mengabdi sebagai guru Seminari Mataloko, 1972-1984, Sekretaris Provinsial Ende tahun 1984-1986,Kerohanian TNI Angkatan Darat  di Denpasar Bali tahun 1987-1990, Pastor Stasi di Nusa Dua Bali 1992-1997, Pastor Paroki Singaraja Bali 1998-2000, Pastor Paroki Klungkung Bali merangkap Sekretaris Uskup Denpasar, dan sejak Maret 2006, purna tugas.

TUAN, BUKAKANLAH KAMI PINTU

Renungan Katolik, Jumad, 26 Aguystus 2022

1Korintus 1:17-25
Mzr 33:1-2.4-5.10ab.11
Injil Matius 25:1-13

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Keuskuapn Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru, Jumat 26 Agustus 2022, pekan biasa XXI, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita, Yesus Kristus.

“Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian…” (Mat 25:9). Pelita tanpa minyak yang cukup, jelas jadi masalah serius. Sebab, yang terpenting adalah minyak. Bahan bakar, yang membuat pelita tetap bertahan dalam nyala.

Pengantin pasti akan datang dan hari segera larut malam. Alam gelap  tentu tak terhindarkan. Sebab itu ‘pelita dan bahan bakar minyak,  mesti dipersiapkan, agar siapapun tidak tetap tinggal dalam kegelapan!

Kita tidak sekadar berjaga dan terus berjaga dalam kepasifan. Tetapi apakah yang mesti dipersiapkan agar bisa bertahan kokoh dalam penantian? Kelima gadis bijak adalah gambaran kearifan dalam menantikan kedatangan mempelai.

Gadis-gadis yang tidak bijak? Entahlah apa yang mereka persiapkan. Tak adakah kebijakan hati dan pikiran yang harus dipersiapkan? Tak ada minyak yang cukup telah menjadi alasan untuk gagal menyongsong mempelai. Dan gagal pula dalam sukacita bersama di perjamuan nikah.

Kita semua tinggalkan kesementaraan hidup ini adalah satu kepastian! Bahwa di suatu saat, mempelai akan datang, juga adalah kepastian. Setiap kita punya ‘kebebasan’ menjadi ‘bijaksana’ atau terlena dalam ‘kebodohan’ demi saat kepastian itu.

Minyak ‘iman, harapan dan kasih’ sungguh menentukan cahaya ‘pelita keselamatan’. Kita harus berjuang menjadi manusia ‘berpelita yang selalu bernyala dengan kekuatan minyak iman, harapan dan kasih’, agar kita terhitung dalam perjamuan nikah (Matius 25:10).

Sebab itu, mari kita berjuang menjadi bijak bagi diri sendiri. Hidup kita hanya sementara. Ada waktunya kita akan berlalu darinya. Tetapi, apakah kita mesti terserap oleh kepekatan kegelapan malam? Apakah kita hanya sebatas kelompok orang yang hanya berseru ‘Tuan, bukakanlah kami pintu?’ Dan ternyata tak hasil dan harus menjadi ‘kaum luaran’ dari ruang perjamuan nikah? 

Sebab itu, janganlah sebatas mengagumi indahnya bentuk pelita. Tetapi perhatikan juga dan terutama ‘bahan dasarnya’ agar ia tetap terjaga dan bertahan untuk bernyala. Sebab, terkadang ada banyak ‘pelita indah dan gagah terlihat luaran’. Namun sayangnya ‘ia tanpa cukup minyak demi kobaran api, nyala dan semangat yang harus terus bertahan’.

Semoga pelita dan lilin iman yang telah bernyala sejak saat pembaptisan, akan tetap bernyala dan terus bernyala. Hingga Tuhan datang dalam kemuliaan  dan kebesaran kuasa KerajaanNya.

Allah Bapa, yang Mahabijaksana, semoga aku selalu diberi kekuatan, kemampuan untuk menjadi pribadi yang taat dan setia serta selalu arif dengan tanpa henti mengisi hidup kami dengan hal-hal yang berkenan padaMu. Hanya Engkau andalanku dalam hidupku, tanpa Engkau, aku tak dapat berbuat apa-apa. Tuhan jagalah aku selalu.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi, lewat tangan imamNya ini, untukmu semua, yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

MENEMUKAN HARTA SURGAWI

Renungan Katolik, Minggu, 7 Agustus 2022.

Hari Minggu Biasa XIX

Kitab Kebijaksanaan (18:6-9)

“Dengan satu tindakan yang sama Engkau telah menghukum para lawan dan serentak memuliakan kami.”

Surat kepada Orang Ibrani (11:1-2.8-19)

“Ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dikarenakan dan dibangun oleh Allah sendiri.”

Romo Marthin Cen, Pr

Direktur Pupas Keuskupan Ruteng

 Injil Suci menurut Lukas (12:32-48)

“Hendaklah kamu siap sedia.”

Kadang Yesus mengkontraskan hal duniawi dan surgawi…Tentu bukan karena hal duniawi buruk. Segala ciptaan dalam alam semesta menurut Santo Agustinus baik karena diciptakan oleh Allah, Sang Kebaikan  Sejati (lih. Kej 1). Karena itu segala hal duniawi baru berarti dan bernilai bila mengarahkan manusia berjumpa dengan Sang Pencipta, bukan sebaliknya. Sayangnya justru itulah yang terjadi dalam sejarah manusia: terbius dengan hal duniawi dan melupakan bahkan menyingkirkan Allah dari hidupnya. Persis inilah yang diingatkan Yesus dalam injil hari ini: di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada (Luk 12). Sebuah ajakan untuk kembali menemukan yang indah dalam hidup ini: harta surgawi. Carilah dan kecapilah betapa baiknya Tuhan dalam hidupmu.

 Selamat berhari Minggu.