KEBAIKAN  TUHAN TETAP TERPANCAR DAN SELALU TANPA SYARAT

Renungan Katolik, Selasa, 29 Maret 2022

Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)

“Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup.”

Injil Suci menurut Yohanes (5:1-16)

“Orang itu disembuhkan seketika.”

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Keuskuapn Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru Selasa 29 Maret 2022, pekan IV prapaskah, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Krustus.

Permenungan sekenanya saja

“Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu….” (Yoh 5:13). Ada banyak orang yang tidak kita kenal. Saat perjumpaan di mana saja. Saat ada kontak, meski seadanya, maka sebuah suasana santai dan indah dapat tercipta.

Kebaikan sesama pasti kita alami di jalan hidup ini. Kapan dan di mana saja. Bahkan oleh orang yang tidak kita kenal. Kita misalnya, tak kenal siapa: sopir, masinis kereta, kapten kapal, pilot, sopir bemo, ojek sekalipun. Tetapi, bukan kah karena mereka, kita dapat bepergian?

Sungguh! Dunia dan kita sendiri dilayani oleh begitu banyak orang yang tidak kita kenal. Janganlah menghitung dan merasa bahwa karena kita berduit atau karena mereka itu dibayar. Karena itu mereka wajib melayani dan bertindak demi kita. Tetapi mereka telah berbuat sesuatu untuk ‘menghantar dan menyelamatkan kita’ demi kebaikan kita.

Sebenarnya kita adalah insan yang rapuh dan terbatas. Yang tidak sanggup secara mutlak menolong diri sendiri. Renungkan sekali lagi! Kita sungguh dikitari dengan segala kebaikan sesama. Betapa pun kecil dan sederhananya.

Tetapi juga suatu situasi menjadi nyaman dan damai karena begitu banyak orang yang mengusahakan dan menjaga bersama. Kita bertemu dengan tetangga untuk berkisah, bercerita, bernarasi dengan sesama yang tersenyum tulus dan mengucapkan ‘selamat pagi’. Kita mengalami keteduhan hati dan damai dalam hidup.

Karena itu sepantasnya kita tidak pernah boleh lupa akan kebaikan sesama, walaupun tidak kita kenal. Itulah awal sebuah panggilan untuk bisa belajar bertindak dan bersikap baik bagi dunia dan sesama.

Andaikan kita ketagihan hanya melihat sisi suram hidup orang lain, maka begitu mudah bagi kita untuk menjadi tidak bersahabat dengan apa dan siapapun. Mulai bergerak menjauh dari kebaikan itu sendiri. Bukan kah sikap kasar dan tidak bersahabat itu muncul karena kita telah menajiskan sesama dan menjadikannya sebagai musuh? Sebab kita tidak pernah dan tidak mau melihat sisi kebaikan pada diri sesama?

Yesus, menyembuhkan si lumpuh. Ia tak peduli entah kah si lumpuh  yang disembuhkan itu mengenalNya? Kebaikan  Tuhan tetap terpancar dan selalu tanpa syarat.

Dalam cahaya sikap Yesus ini kita memang sejatinya berkaca! Bahwa ada begitu banyak ‘kelumpuhan hidup yang membuat orang lain seperti sulit melanjutkan perjalanan hidupnya. Dan apakah kita dapat tampil dengan wajah Allah yang selalu menyapa sebagai pembawa harapan?’

Dalam situasi umum yang nyaris lumpuh, kita bertarung untuk ‘saling membangkitkan harapan satu terhadap yang lain dengan penuh sukacita’. Setidaknya, berbagilah dengan hati yang tulus, hati yang bening, sebening embun pagi yang masih perawan.

Tuhan Yesus, aku bersyukur dan berterima kasih atas teladan kepedulian yang Engkau tunjukkan padaku. Engkau memiliki kepedulian pada kebahagiaan dan keselamatanku dan sesamaku. BagiMu, yang terpenting adalah hidupku. Aku mohon agar aku selalu peka terhadap kebutuhan sesama, rela berbagi dari apapun yang kumiliki, meskipun setelah berbagi saya tidak punya apa-apa lagi. Aku juga memohon agar aku disembuhkan dari sikap apatis, irihati, munafik, membenci, sombong, suka menucapkan ujaran kebencian pada orang, tidak menghargai, tidak mengakui kelebihan orang lain; agar aku bisa melihat kebaikan Tuhan dan sesama. Semoga aku tak perlu menunggu sampai puluhan tahun, tidak perlu menunggu sampai aku kelebihan, atau kaya baru berbagi pada orang yang butuh bantuanku. Semoga setelah aku berjumpa dengan Yesus dalam Ekaristi setiap hari; aku semakin peduli pada orang di sekitarku, semakin mendengar jeritan penderitaan sesama; semakin rendah hati di hadapan sesama, siapapun dia; semakin fokus untuk ada dan hadir bagi siapapun yang butuh uluran tangan kasih Tuhan melalu diriku.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan terurap imamNya ini untukmu semua yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

Tinggalkan komentar