JANGAN PERNAH MENAHAN KEBAIKAN

Renungan Katolik, Senin,, 19 September 2022

Amsal 3:27-34

Mzr 15:2-3ab.3cd-4ab.5

Injil Lukas 8:16-18

Romo John Samur, Pr

Pastor Paroki Sita Manggarai Timur Keuskupan Ruteng

Selamat bertemu lagi di hari baru Senin 19 September 2022, pekan biasa XXV, yang penuh berkat buatmu semua; ibu, bapa, saudari, saudara, para sahabat, kenalanku, para orang muda, anak-anak dan seluruh keluargaku di manapun berada, yang sungguh saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

“Jangan menahan kebaikan terhadap orang yang berhak menerimanya…” (Amsal 3:27). Kita bukannya orang yang sungguh ‘kosong tidak berpunya’. Tuhan menganugerahkan sesuatu bagi setiap kita. Itulah modal dan berkat ziarah di kesementaraan hidup ini.

Berkat itu pasti akan berkembang jika kita mengusahakannya. Saat kita sungguh-sungguh tekun dalam perjuangan.  Terpujilah kita yang sungguh setia dalam menampakkan berkat dan anugerah yang Tuhan berikan itu. Tak disia-siakan.

Tetapi, sadarkah kita bahwa berkat dan segala apa yang kita miliki itu semakin berkembang saat kita mempertaruhkannya bagi sesama? Bakat, kemampuan serta sesuatu yang kita miliki mesti menggapai atau menjangkau sesama. Apalagi demi sesama yang sangat membutuhkannya

Sebab itu, hati yang penuh belaskasih mesti menjadi milik kita. Cuma dengan cara itu kita bisa mencapai sesama. Hati bermurah itu diibaratkan sebagai pelita bernyala, ditempatkan di atas kaki dian, agar cahaya makin bersinar untuk begitu banyak kebaikan.

Seruan Amsal sungguh mengingatkan kita untuk berhati baik, berbuat baik. Demi menjadi berkat bagi orang lain. Kita sejatinya condongkan  suara hati kita pada gema agung Amsal: Jangan merencanakan kejahatan, jangan bertengkar; jangan iri hati; jangan mencontohi sedikitpun cara hidup dari orang lalim (Amsal 3:28-31). Sebab semua hanya mendatangkan malapetaka, bencana dalam kehidupan dan relasi dengan sesama.

Maka, jika modal, pekerjaan, tugas dan tanggungjawab kita terarah pada kepentingan bersama, maka ‘jiwa sosial dan hati nurani’ mesti tetap menjadi kekuatan sprit yang dahsyat. Sebab itulah “jangan pernah menahan kebaikan”. Sebab kebaikan itulah yang menjadi ‘hak sesama’. Agar dapat menjalankan hidup dengan sepantasnya.

Tuhan, jadikanlah aku pribadi bermartabat dan berkualitas secara intelektual, secara spiritual, secara moral, secara emosional. Dengan itu aku selalu menampilkan wajahMu yang selalu menyapa, aku selalu menjadi terang, cahaya bagi orang yang ada di sekitarku. Semoga aku tidak menjadi pribadi yang sering tunjukan wajah permusuhan, wajah yang setiap saat mau “memangsai” orang lain, wajah yang merendahkan dan tidak menghargai orang lain, wajah yang hostil, yang menganggap diri paling benar, wajah yang tidak pernah mau belajar dari orang lain, wajah yang tidak pernah mau terima masukan orang lain.

Salamku dalam kasih Yesus dari pastoran Sita. Berkat Tuhan yang amat melimpah tercurah dalam Ekaristi Kudus tadi pagi lewat tangan imamNya ini untukmu semua; yang sungguh dikasihi dan mengasihi Tuhan.

Tuhan memberkati.

Tinggalkan komentar