HIDUPKU INI EGOIS ATAU BAGI KEMULIAAN ALLAH?

Renungan Katolik, Minggu, 22 Oktober 2023

Hari Minggu Biasa XXIX – Minggu Evangelisasi

Romo Martin Chen,Pr

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng

Beato Timotius Giaccardo

Santo Paus Yohanes Paulus II

Kitab Yesaya (45:1.4-6)

“Aku memegang tangan kanan Koresh supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya.”

Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5b)

“Kami selalu ingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu, dan ketekunan harapanmu.”

Injil Suci menurut Matius (22:15-21)

“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Pertanyaan kritis yang menjebak: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar? (Mat 22). Orang Farisi dan Herodian memasukkan Yesus dalam dilema. Bila boleh, maka Dia dituduh orang sebangsanya memihak penjajah Roma. Bila tidak, Dia akan diadili penguasa Roms sebagai  pemberontak terhadap  kaisar.

Bagaimana solusi Yesus: “Berikan pada kaisar yang menjadi haknya dan pada Allah yang menjadi hak-Nya!” Menarik bahwa Yesus menambah Allah. Jawaban Yesus sebetulnya boleh tapi dengan syarat sejauh Kaisar menggunakan uang pajak untuk kesejahteraan rakyat bukan untuk diri dan keluarganya. Sebab segala ciptaan yang ada, berasal dari Allah dan diperuntukkan bagi kesejahteraan semua orang.

Prinsip ini kiranya relevan dengan gonjang ganjing “politik dinasti” dunia politik Indonesia dewasa ini. Kuasa itu untuk melayani bangsa atau diri dan keluarga? Tapi prinsip ini juga relevan dalam dunia ekonomi: Harta benda untuk kepentingan diri, dan kelompok atau demi bonum commune (kesejahteraan rakyat)? Prinsip ini berlaku juga sehari-hari: hidupku ini egois atau bagi kemuliaan Allah?

Selamat berhari Minggu.

Tinggalkan komentar